Laman

Senin, 01 Agustus 2016

Unknown Title Chapter II

Title : Unknown Title
Type : Novel Ringan
Genre : Action, Adventure, Romance, Fantasy, Martial Art
Author : Grain Rice

Tak jauh di belakang kediaman keluarga Shi terdapat pegunungan. Pegunungan yang terabaikan, karena cukup berbahaya dan tidak ada sumberdaya tertanam di sana.

Dari sekian banyak orang yang menghiraukan, pastilah ada yang bisa memanfaatkan.

Shi Chen, dialah satu-satunya orang yang memanfaatkan pegunungan itu, sebagai tempat latihan. Baginya itu adalah tempat terbaik, karena tak seorang pun akan mengganggunya.

Seperti saat ini, Shi Chen tengah dalam perjalanan menuju sebuah tempat yang menjadi favoritnya di pegunungan ini.

"Kak Lei kau di mana?" ucap Shi Chen ketika ia sudah sampai di sebuah gua kecil. Ia tak mendapati seseorang yang dicarinya.

"Ada apa? Kenapa kau begitu tergesa-gesa mencariku?" Sebuah jawaban tiba-tiba terdengar dari belakang Shi Chen. Itu membuatnya begitu terkejut, namun segera kembali tenang.

"Kak Lei, bisakah kau menghilangkan kebiasaan burukmu itu?" ucap Shi Chen membuat orang yang dipanggil Kak Lei oleh Shi Chen itu tertawa.

"Baiklah, baiklah," Ujarnya. "Jadi, ada apa?"

"Kak Lei, kau benar-benar bisa membantuku, kan? Dalam mengatasi racun yang menyegel budidayaku saat ini?" tanya Shi Chen khawatir.

"Tentu saja, aku benar-benar yakin akan hal itu," jawab Kak Lei tegas. "Apa kau tak mempercayaiku?"

"Bukan begitu kak Lei. Hanya saja, bukankah itu hanyalah sebuah sumber budidaya yang digunakan untuk menerobos ke tingkat Bronze-Rank?"

"Ah! Iya ..., aku tak menjelaskannya secara menyeluruh sebelumnya," ucap Kak Lei membuat Shi Chen mengerutkan keningnya.

"Jadi, Begini ...," ucap Kak Lei menjelaskan apa saja yang perlu Shi Chen ketahui.

"Hmm ..., jadi itu akan kita gunakan sebagai bahan untuk membuat Pill?" Tanya Shi Chen memastikan.

"Ya ..., seperti itulah. Mungkin kebanyakan orang mengira itu hanya berguna untuk menerobos tingkat. Tapi, jika itu ada di tangan seorang Alchemist maka akan menjadi hal yang berbeda. Tergantung Pill apa yang akan dibuat."

"Bagaimana dengan bahan-bahan lain yang Kakak sebutkan tadi?"

"Untuk itu ..., aku sudah memilikinya. Jadi, kita hanya perlu mencari yang satu itu."

Merespon apa yang dikatakan oleh Kak Lei, Shi Chen hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Berdasarkan apa yang mereka bicarakan tadi Shi Chen mempunyai berbagai pertanyaan mengenai Kak Leinya ini.

Apakah orang ini adalah seorang Alchemist?

Apa tingkat budidayanya saat ini?

Siapa dia sebenarnya?

Meski Shi Chen sangat ingin tahu, namun ia tak bisa menanyakannya sekarang. Meski hubungan mereka terbilang baik. mereka masihlah orang yang baru kenal beberapa hari yang lalu.

Jika Shi Chen menyinggung perasaan orang ini dengan menanyakan hal yang tak ingin dijawabnya. Bisa saja orang itu akan membatalkan untuk membantunya. Dan itu akan menjadi kerugian besar bagi Shi Chen, karena hanya pada orang yang ia panggil Kak Lei inilah ia dapat meminta bantuan saat ini.

"Ada apa?" Tanya Kak Lei menyadarkan Shi Chen dari apa yang sedang dipikirkannya.

"Ah tidak! Tidak ada apa-apa Kak," ucap Shi Chen tak ingin memberitahu.

"Apa kau sedang memikirkan pertaruhanmu dengan seseorang yang bernama Shi Tong itu?"

Pertanyaan Kak Lei yang tiba-tiba itu membuat Shi Chen begitu terkejut. Pasalnya ia belum memberitahukan hal itu pada Kak Leinya ini. Jadi, bagaimana bisa ia tahu?

"Bagaimana Kak Lei bisa tahu akan hal itu? Bukankah aku belum bercerita?" Tanya Shi Chen ingin tahu.

"Untuk itu ..., sebelumnya aku ingin meminta maaf kepadamu terlebih dahulu," ucap Kak Lei membuat Shi Chen mengerutkan kening. "Mohon maafkan kelancanganku."

"Ada apa? Kenapa Kakak meminta maaf?" tanya Shi Chen bingung.

"Tadi aku menyelinap ke kediaman keluargamu, karena kurasa itu tindakan yang tak sopan. Jadi, aku minta maaf kepadamu" ucap Kak Lei. Mau tak mau Shi Chen menganggukan kepalanya.

"Ketika aku ada di sana, aku secara tak sengaja mendengar keributan. Dan ternyata itu adalah dirimu," ucap Kak Lei, "pada awalnya aku ingin membantumu, tapi ku urungkan karena itu tidak perlu."

Secara garis besar, Shi Chen dapat memahami apa yang dikatakan oleh kakaknya ini. Namun, ada satu hal yang membuatnya bertanya-tanya.

"Bagaimana bisa Kakak tidak terdeteksi oleh ayahku dan juga tetua klan?" tanya Shi Chen

Sebagai Kepala Keluarga Shi, Ayah Shi Chen adalah orang terkuat di dalam klan mereka, dia berada pada tingkat 1 dari Gold-Rank. Sedangkan para Tetua, mereka juga adalah orang-orang yang hebat, mereka ada pada tingkat akhir dari Silver-Rank. Jadi, bagaimana bisa Kak Leinya ini begitu mudah menyusup ke dalam klan mereka.

"Untuk hal itu, aku memiliki beberapa trik agar tak terdeteksi. Sekali pun mereka berada di akhir Gold-Rank aku tetap akan aman," jelas Kak Lei.

Meskipun Shi Chen begitu penasaran dengan trik apa yang digunakan oleh Kak Leinya itu, Shi Chen memaksakan dirinya untuk tak menuntut lebih. Sehingga, ia hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Jadi kapan kita akan pergi?"

"Waktu kita terbatas. Jadi, semakin cepat semakin baik."

"Bagaimana dengan keadaan Kakak sekarang ini?"

"Aku sudah sehat seratus persen. Jadi, kau tak perlu khawatir."

Shi Chen berpikir sejenak. Kemudian menatap dalam Kak Lei.

"Kita pergi besok. Apa Kakak bisa?"

"Tentu, aku akan menunggumu di sini besok pagi," jawab Kak Lei. "Sekarang kau pulanglah! Kita pergi untuk waktu yang lama. Jadi, kurasa kau perlu untuk melakukan beberapa hal."

"Ya! Kalau begitu aku pulang sekarang." Shi Chen menganggukkan kepalanya dan kembali ke tempat tinggalnya.

Dalam perjalanan pulangnya, pikiran Shi Chen tak bisa teralihkan tentang siapakah Kak Lei sebenarnya. Ia kembali teringat pertemuan pertama mereka, beberapa hari yang lalu.

Hari itu sama seperti hari-hari lainnya Shi Chen tengah berlatih di pegunungan belakang kediaman klan mereka. Tiba-tiba ia mendengar sebuah teriakan.

Dengan segera Shi Chen menuju sumber suara. Di sana keadaan yang begitu memprihatinkan terjadi.

Apa yang di depan matanya adalah seorang pemuda yang tengah terluka sedang dikepung oleh sekumpulan serigala.

Pemuda itu menampilkan wajah yang begitu pahit, seakan ia sudah tak memiliki harapan hidup lagi.

Dengan luka yang begitu dalam di tubuhnya, bahkan bisa bertahan pun adalah hal begitu hebat. Namun, ia juga harus menahan serangan dari sekelompok serigala, Itu benar-benar mustahil. Tak ada lagi harapan hidup baginya.

Dengan budidaya yang dimilikinya, Shi Chen akan mampu menang melawan beberapa ekor serigala. Namun, ini adalah sekelompok bukan beberapa lagi, ia tak yakin apakah akan mampu atau tidak.

Perlu untuk diketahui pula, serigala yang ada di dalam hutan ini bukanlah serigala biasa. Serigala-serigala di hutan ini setara dengan seorang yang berlatih beladiri di tingkat 2 Soul-Rank, sehingga akan sulit untuk mengalahkan mereka.

Meski begitu, dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan pemuda tak dikenal itu, Shi Chen mempertaruhkan nyawanya untuk menghadapi sekelompok serigala itu. Ia berlari keluar dan menendang seekor serigala yang berusaha menerkam pemuda itu.

Pemuda memperlihatkan wajah yang penuh kejutan dan sukacita ketika melihat kehadiran Shi Chen. Namun, hanya beberapa saat raut wajahnya berubah menjadi kekhawatiran. Ia menyadari, bahwa orang yang menyelamatkannya ini hanyalah di tingkat 3 Soul-Rank.

Akan begitu sulit bagi penyelamatkannya ini untuk dapat bertahan hidup melawan semua serigala yang mengepung mereka.

Dengan apa yang tersisa dari kekuatannya. Ia berteriak,

"KAU PERGILAH!" teriaknya, "AKU TAK MEMBUTUHKAN BANTUAN ORANG LEMAH SEPERTIMU."

"Dengan begini aku yakin ia pasti akan segera pergi dan meninggalkanku. Takkan ada orang bodoh yang menyelamatkan orang yang menghinanya seperti itu" Batin pemuda yang terluka itu.

Meski sangat membutuhkan bantuan, ia tak ingin membiarkan orang lain mati sia-sia bersamanya.

Namun, tanggapan yang diberikan Shi Chen benar-benar di luar perkiraannya. Ia tak pernah berpikir penyelamatnya ini akan begitu bodoh, lebih bodoh dari orang yang begitu bodoh. Namun jujur, itu membuat hatinya tersentuh.

"Aku memang lemah. Tapi, aku adalah seorang lelaki sejati," ucap Shi Chen. "Seorang lelaki yang menarik kembali tekadnya, tidaklah pantas disebut lelaki sejati."

Meski nyawa sebagai taruhannya. Shi Chen takkan melarikan diri, karena ia telah bertekad menyelamatkan pemuda di belakangnya ini, walaupun mereka tak saling mengenal.

Melihat tekad kuat Shi Chen, tak bisa tidak. Pemuda itu merasa bahwa Shi Chen benar-benar harus selamat. Ia tak ingin orang sebaik Shi Chen mati hanya demi menyelamatkan orang asing sepertinya.

Namun apalah daya. Kekuatannya benar-benar telah habis, bahkan agar tetap sadar ia merasa sudah tak kuat, apalagi untuk berkata-kata.

Dengan sisa-sisa kesadaran miliknya, ia bertekad, jika mereka bisa selamat saat ini, ia akan memberikan hidupnya agar dapat terus membantu pengelamatnya ini.

Ketika mendengar suara seseorang yang rubuh. Shi Chen menatap khawatir ke belakang. "Kurasa aku memang tak punya pilihan lain, selain menghadapi sekelompok serigala ini," batin Shi Chen.

Dengan luka yang begitu besar di dada pemuda itu dan darah yang terus mengalir keluar. Shi Chen tak bisa melarikan diri membawa orang itu, karena akan sangat berbahaya jika lukanya bertambah besar. Dan ia juga harus menyelesaikan ini dengan cepat agar pemuda itu tak mati kehabisan darah.

Shi Chen mengedarkan pandangannya ke arah para serigala lapar di depannya dan bergumam, "dua belas ekor,pada dasarnya aku takkan mampu melawan mereka. Tapi, aku sudah berlatih lebih banyak dari orang lain. Aku yakin, tak mungkin semua itu hanya sia-sia."

Shi Chen melompat ke depan. Melemparkan pukulan terkuatnya ke arah seekor serigala yang berada di hadapannya.

*Bugh ..., Wwaauuu*

Serangan Shi Chen yang begitu cepat dan kuat, menimbulkan suara sedih dari seekor serigala yang terkujur kaku di tanah.

Melihat saudara mereka tumbang. Dua serigala lain melompat, menerkam ke arah Shi Chen.

Dengan sigap Shi Chen mengayunkan tendangannya secara menyamping, membuat salah satu serigala itu menabrak yang lain dan kemudian keduanya terlempar jauh akibat kuatnya tendangan.

Hanya beberapa detik. Suara sedih lainnya kembali terdengar. Pukulan kuat Shi Chen kembali memakan korban.

Satu per satu serigala itu tumbang.

Kekuatan yang ditampilkan Shi Chen saat ini bukanlah kekuatan yang normal di miliki oleh seseorang di tingkat 3 Soul-Rank. Setidaknya ini harus di tingkat 4 atau bahkan 5 dari Soul-Rank.

Sepertinya apa yang telah ia lakukan selama ini tidaklah sia-sia. Setidaknya ia memiliki tubuh fisik yang begitu kuat, dapat setara dengan orang lain di tingkat 5.

Setelah mengurus semua serigala yang ada. Shi Chen segera membabat luka yang ada di tubuh pemuda itu dan kemudian membawanya ke sebuah gua yang menjadi tempat istirahatnya ketika ia berada di daerah ini.

"Kemudian, setelah sehari merawatnya dengan obat-obatan yang ku dapatkan dari klan. Kak Lei sadar, ia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya sehingga terluka seperti itu. Dia menyuruhku memanggilnya Kak Lei karena ia lebih tua dariku," gumam Shi Chen.

"Beberapa hari setelahnya, kami juga cukup sering berbincang. Ia bahkan memberitahukanku tentang racun yang ada dalam tubuhku. Namun, tetap saja ia tak pernah memberitahukan siapa dia sebenarnya dan apa tingkat kemampuan beladirinya.

"Tapi tak peduli apa. Sejak pertama aku menolongnya aku sudah yakin bahwa ia bukanlah orang jahat, sehingga aku akan terus percaya padanya." Tekad Shi Chen kepada dirinya sendiri.

***

Di sebuah pegunungan yang terletak di Dragon provinsi, pegunungan ini dikelilingi oleh hutan yang begitu luas. Terlihat dua orang anak muda berumur sekitar 14-16 tahun terus melangkahkan kaki mereka menuju hutan itu.

"Kak Lei, apa kita benar-benar akan mencari Bronze Crystal Essence itu di sini?" Tanya salah seorang di antara dua anak muda itu

"Yups... kita akan mencarinya di salah satu pegunungan di hutan ini" Jawab yang lain.

Sangat tepat. Dua anak laki-laki ini adalah Shi Chen dan Kak Lei yang sedang mencari bahan terakhir untuk membuat pill yang menurut Kak Lei akan mampu menghilangkan racun yang ada dalam tubuh Shi Chen .

"Bukankah tempat ini terlalu berbahaya?" tanya Shi Chen khawatir. "Di klan saja biasanya beberapa orang tua akan ikut untuk menemani anak-anak mereka mencari Bronze Crystal Essence itu di tempat ini."

"Ya, kau memang benar, tempat ini terlalu berbahaya bagi kita. Tapi kau tahu di sini, di 'Great of Early Mountain and Forest', banyak sekali harta yang dapat membantumu meningkatkan budidaya dan kebanyakan orang tak tahu akan hal itu.

"Apa kau ingin menyia-nyiakan kesempatan ini? Dan juga hanya di sini tempat termudah untuk mencari Bronze Crystal Essence itu. Jadi, bagaimanapun juga kita tetap harus pergi," ucap Kak Lei bersemangat

"Sepertinya Kakak begitu yakin kalau kita akan baik-baik saja di tempat ini. Apa Kak Lei punya cara khusus agar kita tetap aman?" Tanya Shi Chen

"Tentu saja! Kalau tidak, mana mungkin aku akan membawamu kesini dengan keyakinan penuh seperti ini," ucap Kak Lei menjawab pertanyaan Shi Chen "cepatlah, ayo kita pergi!" perintahnya.

Mereka melangkah kakinya ke dalam hutan di depan mereka. Setelah 2 jam mereka berjalan masuk ke dalam hutan, barulah mereka berhenti.

Dalam 2 jam perjalanan ini Shi Chen benar-benar merasa bingung. Hal itu karena tak ada satu pun Spirits Beast yang mereka temui.

Berdasarkan dari apa yang ia tahu dari cerita kakaknya Shi Yunru ketika mencari Bronze Crystal Essence untuk membantunya menerobos ke tingkat 1 Bronze-Rank.

Mereka mengalami cukup banyak kesulitan karena terus-terusan bertemu spirits beast. Untungnya ketua klan mereka, ayah Shi Chen dan Shi Yunru, ikut bersama mereka, sehingga semuanya berjalan lancar.

Mengingat hal itu, Shi Chen tak bisa tidak merasa aneh. Masalahnya hal itu benar-benar berbeda dari keadaan sekarang ini.

"Ada apa?" Tanya Shi Chen ketika kakaknya itu tiba-tiba berhenti.

"Kita sudah sampai,"ucap Kak Lei. Mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Berdasarkan pengamatanku. Di dalam gua itu terdapat satu Bronze Crystal Essence yang hanya di jaga oleh lima spirit beast," ucap Kak Lei memberi tahu.

"APA? Hanya di jaga lima spirits beast. Bukankah itu terasa begitu aneh," ucap Shi Chen merasa bingung.

"Ketika Kak Yunru mencari Bronze Crystal Essence ini untuk membantunya menerobos ke tingkat Bronze-Rank tahun lalu. Dia mengatakan bahwa mereka harus melawan sekitar empat puluh spirits beast untuk mendapatkannya."

"Siapa yang peduli, mungkin ini adalah hari keberuntungan kita. Ayo kita masuk!" ucap Kak Lei santai tak menghiraukan kekhawatiran Shi Chen.

Kemudian dua anak laki-laki itu secara perlahan masuk ke dalam Gua yang ada di hadapan mereka. Hanya beberapa saat, mereka telah di temukan.

"Spirit beast benar-benar menakutkan. Mereka segera mengetahui keberadaan kami hanya dalam beberapa saat," batin Shi Chen

Tekanan kuat segera terasa bagi Shi Chen, jangankan untuk menyerang, bahkan untuk menggerakan jari saja Shi Chen tak bisa. Ia merasa seakan-akan dewa kematianlah yang ada di hadapan mereka.

Lima Spirits beast nampak di hadapan matanya. Para spirits beast itu memiliki bentuk seperti serigala berwarna hitam dan mengeluarkan aura yang begitu menakutkan.

Namun, hanya sesaat itu terjadi. Ia kembali bisa menggerakan tubuhnya, tekanan itu tak lagi menyerangnya. Ia tahu bahwa Kakaknya, Kak Lei, telah melindunginya.

Kak Lei, ia mengeluarkan tekanan yang tak kalah kuat dari kelima spirits beast itu. Satu melawan lima. Namun tak ada tanda dari Kak Lei akan kalah dari para spirits beast itu.

Beberapa saat berlalu, pertikaian yang dilakukan dengan saling memberikan tekanan itu terus terjadi. Hingga akhirnya kelima spirit beast itu tersedak dan meludahkan seteguk darah dari mulutnya.

"Kurasa sudah saatnya untuk menyudahi permainan ini," ucap Kak Lei santai. "Shi Chen, kau mundurlah dan tonton dengan santai. Kakakmu ini akan menunjukkan sedikit kemampuannya."

Kak Lei, melesat ke arah salah satu dari kelima spirit beast.

*Bugh*

Dengan sekali pukulan spirits beast itu terpental beberapa meter. Ia terbujur kaku dan di setiap lubang dari tubuhnya mengelurkan darah segar. Tanda bahwa ia telah mati dalam keadaan yang mengenaskan

Hanya beberapa detik setelahnya. Satu spirits beast lainnya mengalami nasib yang sama. Jangankan untuk menghindar, mengeluarkan suara sedihnya pun ia tak sempat. Satu kata untuk menjelaskan apa yang terjadi, Menakutkan.

Dalam sepuluh tarikan napas, kelima spirits beast itu telah terbujur kaku di tanah dengan darah yang mengalir keluar dari dalam tubuh mereka.

"Shi Chen, ini tidak baik," ucap Kak Lei tiba-tiba.

***

Di luar gua di mana Shi Chen dan Kak Lei berada. Sekitar tiga puluh orang tengah berkumpul. Kebanyakan dari mereka berada di tingkat 4-5 Bronze-Rank, Lima orang dengan tingkat 6 Bronze-Rank, dan satu orang dengan tingkat 7 Bronze-Rank, serta seorang pemuda yang lebih kecil dari yang lainnya dengan tingkat budidayanya, tingkat 9 dari Soul-Rank.

Sepertinya tujuan mereka datang ke tempat ini adalah sama dengan Shi Chen dan Kak Lei, mencari Bronze Crystal Essence.

"Bos Wei (Lam Wei), saya rasa mereka sudah mengalahkan kelima spirits beast itu dan mungkin sedang berusaha mengambil Bronze Crystal Essence yang kita cari," ucap salah satu orang dari kelompok itu ia memiliki berada di tingkat 6 Bronze-Rank.

Orang yang di panggil Bos Wei itu mengangguk, kemudian menatap tajam ke dalam gua. Barulah setelahnya ia berseru, "sepertinya tak salah kita mengikuti para pecundang itu kemari. semuanya ayo kita masuk!"

"Baik!" Ucap orang-orang dalam kelompok itu serempak.

Dengan orang yang di panggil Bos Wei itu memimpin mereka, kelompok orang yang berjumlah tiga puluan lebih itu berjalan memasuki gua.

Di dalam gua, seorang anak laki-laki berambut biru, berwajah tampannya, dan memakai baju berwarna senada dengan rambutnya berdiri menghadang mereka.

Tak jauh di hadapan mereka, beberapa mayat spirits beast tergeletak dengan begitu mengenaskan dengan darah yang berceceran di bawahnya.

"Serahkan Bronze Crystal Essence yang kau dapatkan pada kami," ucap orang yang di panggil Bos Wei kepada Kak Lei.

"Kenapa aku harus melakukannya?" Tanya kak Lei. Ia menatap tajam sekelompok orang mendekat padanya.

"Karena itu adalah milik kami," ucap Bos Wei santai. Ia terus berjalan mendekati Kak Lei bersama kelompoknya yang mengekor di belakang.

"Apa buktinya jika itu adalah milik kalian?" Tanya kak Lei lagi dengan tenang. Tak ada sedikit pun rasa takut di sana.

Bos Wei mengerutkan keningnya ketika mendengar pertanyaan Kak Lei, ia merasa tak suka akan hal itu. Tapi, meski begitu ia tak ingin memulai perkelahian terlalu awal. "Tentu saja karena kami yang terlebih dahulu menemukan tempat ini," ucap Bos Wei.

"Apa maksudnya itu? Jelas-jelas kami yang lebih dahulu berada di tempat ini. Jadi, bagaimana kalian bisa mengatakan hal seperti itu?" ucap Kak Lei tak terima. Ia mengungkapkan wajah penuh permusuhan pada mereka.

Menanggapi ekspresi yang di tunjukkan oleh Kak Lei, orang yang di panggil Bos Wei itu hanya tersenyum, Senyum sinis kepada Kak Lei.

"Apakah kau tak merasa aneh?" Tanya Bos Wei.

"Aneh?" Kak Lei menunjukkan wajah bingungnya.

"Ya tentu saja, apa kau tak merasa aneh atas gua ini. bukankah spirits beast di sini terlalu sedikit?"

"Ya, kau benar. Lalu apa hubungannya?"

"Tentu saja ada. Kami telah memancing keluar spirits beast yang ada di tempat ini keluar dan mengurusnya. Sehingga saat kalian masuk hanya tersisa lima spirits beast saja. Jadi, Bronze Crystal Essence itu adalah milik kami." Jelas Bos Wei dengan santai

"Oh! Jika memang seperti itu, maka Bronze Crystal Essence yang ada di gua ini adalah milik kalian." Ucap Kak Lei santai. Membuat Bos Wei melebarkan senyumnya merasa senang, ia adalah orang yang perhitungan, jika mereka bertarung dan musuh lebih kuat maka mereka akan menerima kerugian besar. Oleh karena itu, ia akan memakai cara halus jika itu masih bisa. Seorang penjahat yang licik.

"Tapi..., jika cerita kalian itu benar," ucap Kak Lei lagi. Membuat Bos Wei menarik kembali senyum lebarnya dan mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu?"

"Kau pikir aku bodoh?" ucap Kak Lei. "Tertipu oleh permainan anak kecil semacam itu adalah hal yang benar-benar memalukan bagiku. Kalian pikir aku tak tahu bahwa kalian telah mengikuti kami sejak awal?"

"Dan tentang cerita karangan kalian itu. kalian pikir aku tak tahu mengapa gua ini sepi?" Tanya Kak Lei. "Asal kalian tahu saja, para spirits beast itu sedang pergi berburu keluar. Tapi, tenang saja kalian akan segera bertemu dengan mereka. Dan oh iya! mereka itu sangat setia kawan. Jadi, berhati-hatilah." Mundur beberapa langkah ke belakang.

"K-Kau! Jadi, kau mempermainkanku?" Bos Wei begitu marah kepada pemuda di depannya itu.

"Kau pikir, orang bodoh sepertimu bisa menipuku? Haha, itu terlalu cepat seribu tahun untukmu" ejek Kak Lei. Yang benar-benar menyulut api kemarahan Bos Wei.

Bos Wei bersama anak buahnya segera mengepung Kak Lei. namun tiba-tiba terdengar keributan dari arah luar. Segera beberapa spirits beast berbentuk serigala hitam masuk kedalam gua.

Jumlah mereka begitu banyak, Sekitar lima puluh ekor dengan budidaya mereka pada tingkat 4-6 Bronze-Rank.

Melihat hal itu, tak bisa tidak. Bos Wei menatap khawatir kepada kawanan spirits beast itu. berbanding terbalik dengan Kak Lei yang terlihat begitu santai.

Para Spirits beast itu menyapukan pandangannya ke segala arah di dalam gua ini. ketika mereka mendapati saudara mereka yang terbujur kaku di tanah dengan darah yang berceceran. Rangungan marah menggelegar di dalam gua, membuat mereka yang mendengarnya merinding ketakutan.

Para Spirits beast itu seakan gila, mereka segera menyerang orang-orang dalam kelompok itu. mau tak mau, Bos Wei mengalihkan perhatiannya dari Kak Lei, dan mengkoordinisi bawahannya agar berada dalam posisi bertahan. Jika ia tak melakukan hal ini, maka Adiknya yang hanya tingkat 9 Soul-Rank akan berada bahaya dan itu adalah masalah besar.

Mengambil kesempatan dari keributan yang terjadi ini Kak Lei segera lolos dari kepungan anak buah bos Wei dengan mudah. Tepatnya mereka tak memperdulikan Kak Lei lagi.

"Shi Chen, kau sudah mengambilnya?" Tanya Kak Lei pada Shi Chen yang baru saja tiba dari ke dalaman gua.

"Ya, aku sudah mengambilnya." Jawab Shi Chen menganggukan kepalanya.

"Sepertinya kita sudah tak memiliki urusan di tempat ini. jadi, ayo kita pergi sekarang."

"Ya!"

Benar seperti yang di katakana oleh Kak Lei, spirits beast ini benar-benar setia kawan. Ketika mereka melihat saudara mereka berjatuhan akibat pertarungan dengan kelompok Bos Wei itu. kegilaan mereka semakin menjadi-jadi, mereka mengamuk menyerang kelompok itu. Bahkan tak menghiraukan Shi Chen dan Kak Lei yang menyelinap keluar.

"Baiklah, Selamat menikmati Pestanya!" teriak Kak Lei, kepada kelompok itu dari mulut gua.

"Selamat bersenang-senang," timpal Shi Chen

Mendengar apa yang di katakan oleh Shi Chen dan Kak Lei. Bos Wei menggeram kesal dan kemudian berteriak marah kepada keduanya, "ingat saja, jika aku berhasil keluar dari sini. Aku pasti akan membunuh kalian berdua."

Namun Shi Chen dan Kak Lei tak mengubrisnya. Dengan santainya mereka berdua berjalan keluar dari dalam gua.

"Kak Lei, kau benar-benar hebat," puji Shi Chen pada Kak Lei ketika mereka telah berada di luar gua.

"Aku hanya mengikuti apa yang telah kau rencanakan. Jadi, yang hebat itu adalah dirimu," balas Kak Lei

"Tapi, itu semua juga berdasarkan informasi yang kakak berikan. Aku hanya menyusunnya menjadi sebuah rencana kecil," ucap Shi Chen. "Tapi, aku tak pernah membayangkan bahwa kita akan begitu mudah keluar dari gua. Aku yakin Kak Lei melakukan sesuatu."

Mendengar hal itu, Kak Lei tak bisa tidak tertawa kecil, karena apa yang di katakan oleh Shi Chen adalah benar. "Sepertinya aku takkan bisa menyembunyikan sesuatu tanpa di ketahui olehmu, memang benar, aku menggunakan beberapa trik kecil agar kita dapat keluar dengan mudah, "ucap Kak Lei.

"Tapi itu tak penting, yang penting adalah kita telah mendapatkan Bronze Crystal Essence dan juga rencana yang buat sukses seratu persen," ucap Kak Lei lagi dengan tawa kecilnya

"Ya! Kakak Benar," ucap Shi Chen membenarkan dan juga ikut tertawa.

"Sekarang ayo kita pergi, dan meramu Pill untukmu"

"Ya!"

Mereka berjalan menjauh dari gua tersebut tanpa memperdulikan pertumpahan darah yang terjadi di dalam sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar