Chapter 1 : Serangan Dari Dark Spirit
“Ding dong” suara bel yang menandakan bahwa jam istirahat telah usai.
Meski
telah mendengar hal itu, dengan pandangannya menatap langit yang cerah
dan dihiasi oleh beberapa awan untuk menambah keindahannya seraya
merasakan nikmatnya angin yang berhembus merdu
anak laki-laki yang berumur sekitar 17 tahun itu masih saja dengan santainya tiduran di atap sekolahnya yang datar itu.
“aku
juga ingin memiliki spirit seperti yang lainnnya, kenapa sih aku
terlahir begini dengan nasib menjadi orang yang tidak berbakat menjadi
seorang Master Spirit” keluhnya terhadap dirinya sendiri sambil
meletakan tangan kanannya ke begian atas dari wajahnya untuk menghalau
sinar matahari yang menyilaukan bagi matanya.
Setelah beberapa menit berlalu
“huh, apa itu” gumamnya dengan penuh kebingungan menatap apa yang terjadi pada langit.
tiba-tiba
saja langit yang tadinya begitu cerah, muncul awan hitam dari satu
titik yang perlahan-lahan terus menyebar ke seluruh penjuru langit.
Dan
setelah beberapa saat, kota itu telah menjadi gelap layaknya malam,
meski tak segelap saat malam yang asli tapi tetap saja itu adalah sebuah
keanehan yang nyata karena rasa gelap ini memberikan suatu aura yang
aneh, seperti sesuatu yang buruk akan terjadi.
Akan tetapi
entah apa yang dipikirkan oleh anak laki-laki itu, meski dia telah
melihat keanehan itu secara langsung, dia tetap tak melakukan apa pun
dan terus tiduran seperti sedang tak terjadi apa-apa.
Namun
tak lama setelahnya terdengar suara alarm keamanan kota yang mana itu
menandakan bahwa para warga sipil harus segera berlindung ke tempat yang
telah disediakan oleh pemerintah yaitu di ruang bawah tanah.
“sepertinya
akan terjadi sesuatu yang buruk, jadi sampai-sampai alarm keamanan
dibunyikan” gumam anak laki-laki itu sambil bangun dari tempatnya
tiduran
Dia berjalan menuju sebuah pintu yang
menghubungkan atap sekolah ini dengan ruangan yang ada di dalam sekolah.
Dan perlu diketahui kalaunya itu adalah satu-satunya jalan menuju
lantai bawah yang teraman.
“Hah, kenapa nih, kenapa enggak bisa dibuka ?” ucapnya sambil mencoba-coba membuka pintu itu.
“ya
sudahlah, kalau begitu satu-satunya cara adalah mendorbrak pintu ini
hingga terbuka” gumamnya, lalu ia melangkahkan kakinya beberapa langkah
kebelakang dan, “hyaaaaaaaat” teriaknya saat berlari dengan kencang dan
menghantamkan bahunya ke arah pintu itu, akan tetapi usahanya sia-sia
pintu itu tak goyah sedikitpun.
“sialan, sepertinya jarak
lariku kurang jauh baiklah sekali lagi” dia berlari menjauh dari pintu
itu dan mengambil ancang-ancang “kali ini pasti bisa” gumamnya untuk
memberi semangat pada dirinya sendiri.
“hyaaaaaaaat”
teriaknya lagi saat berlari dengan cepat dan kembali menghantamkan
bahunya ke arah pintu itu. Akan tetapi usahanya tetap saja gagal,
mungkin
karena postur tubuhnya yang tidak besar atau karena caranya mendobrak
pintu yang memang salah. Dan hasil yang didapatkannya dari hal yang
dilakukannya adalah rasa sakit pada bahunya
“huh hah
adududuh, sial ternyata sakit dan susah juga, perasaan saat di film-film
yang biasanya kutonton mudah aja ” ucapnya kesal “ya sudahlah aku akan
istirahat dulu sebentar” ucapnya sambil duduk bersandar di samping pintu
itu.
“haaah, ituuu ituuu Spirit, kenapa mereka banyak
sekali dan kenapa mereka semuanya berwarna hitam berbeda dengan spirit
biasanya” ucapnya terkejut saat memandang ke arah langit yang ternyata
ada banyak sekali Spirit berukuran 2-3 meter dengan keadaan mengambang
di udara.
***
Di tempat lain, terlihat seorang anak perempuan yang berumur kurang lebih 16 tahun tengah berlari.
Akan
tetapi arah larinya berbeda dengan murid-murid lainnya yang sedang
berlari menuju ke arah tempat perlindungan, sepertinya dia sedang menuju
ke suatu tempat.
“aku harus melindungi sekolah ini” pikirnya sambil terus berlari.
Beberapa saat yang lalu, anak perempuan ini mendapatkan telpon dari seseorang yang sepertinya itu adalah kenalannya,
yang
mana orang itu memintanya untuk mengalahkan dark spirit yang menyerang
di sekitar sekolahnya dan melindungi orang-orang di sekolahnya agar
dapat mengungsi dengan aman.
“Rina, kau berada di sekolahmu kan”
“ya”
“apa kau sudah menyadarinya”
“ya aku tahu”
“kalau
begitu, kau lindungilah orang-orang di sana agar dapat mengungsi dengan
selamat, kami akan mengurus para Dark Spirit yang akan menyerang di
kota”
“Siap kapten”
“apa kau bisa mengatasinya sendirian saja ?”
“ya kurasa tak masalah”
“baiklah kalau begitu kuserahkan yang di sana padamu”.
Setelahnya telpon pun dimatikannya, lalu dari sebuah jendela dia menatap ke arah langit
“sepertinya mereka kali ini menyerang dalam jumlah yang besar” pikirnya.
Kemudian
anak perempuan itu berlari dengan cepat menuju ke suatu tempat, dan
sekarang dia sedang menaiki beberapa anak tangga hingga akhirnya dia
sampai di depan sebuah pintu yang tengah tertutup.
“akhirnya sampai juga” gumamnya, kemudian mencoba membuka pintu tersebut.
“sepertinya terkunci baiklah kalau begitu”. Diapun melafalkan sebuah mantra pemanggilan
“Wahai sang burung Api yang abadi, patuhilah kontrakmu terhadap tuanmu datanglah Phoenix”
Dalam
seketika angin pun bertiup begitu kencang meski ini di dalam ruangan,
angin-angin itu berkumpul menjadi satu dan kemudian menyebar hilang
setelah kepakayan sayap dari seekor burung yang begitu indah, dengan
bulu pada kepala dan ekor berwarna merah api sedangkan pada badannya
berwarna hijau tua, dengan ukurannya kurang lebih sekitar 1 meter
“Phoenix
hancurkan pintu itu” perintah anak perempuan itu, dan hanya dengan
mengepakan sayapnya kearah pintu itu maka terbentuklah sebuah hembusan
angin yang begitu kencang seperti topan kecil dan juga terlihat cahaya
hijau yang menyilaukan melengkung seperti sayatan pisau yang tajam, Nama
skill ini adalah [Wind Knife : small mode]
“sreet, sreet, sreeet, bruaakk”
pintu itu terpotong-potong menjadi beberapa bagian dan terlempar kebelakang terdorong oleh kuatnya angin tersebut
Dengan
matanya yang terbelalak “whoaaaaah” ucap seorang anak laki-laki yang
begitu terkejut melihat apa yang terjadi pada pintu itu.
Tapi
itu belum selesai karena dia kembali dikejutkan dengan mendengar
pertanyaan yang datang dari seorang anak perempuan yang ada di dalam
ruangan.
“hey, siapa kau, apa yang kau lakukan di sini?”
tanyanya kepada anak laki-laki itu, sambil melangkah keluar dari dalam
ruangan itu.
“aku terjebak di sini karena pintunya terkunci”
“ternyata kau ya, Fauji orang yang tak memiliki spirit” Ucapnya saat menatap ke arah anak laki-laki yang bernama Fauji itu.
“apa maksudmu berkata seperti itu Rina sang pemilik spirit terkuat di sekolah ini”
Sambil
berdiri dari tempat dia duduk tadi, Fauji menatap ke arah anak
perempuan yang bernama Rina itu dengan perasaan yang sedikit kesal
“orang yang lemah sepertimu cepatlah pergi dari tempat ini dan menuju ke tempat perlindung, agar tak menghalangiku”
“apa
kau bilang, mungkin aku tak memiliki Spirit tapi kau harus tau aku
bukanlah orang yang lemah, aku cukup ahli dalam hal bela diri tau, jadi
aku akan tetap berada di sini” Jawab Fauji dengan nada kesal karena
kata-kata Rina tadi membuatnya benar-benar tersinggung.
“hmph, terserahmu saja, tapi ingat aku tak akan menyelamatkanmu jika terjadi sesuatu padamu”
“siapa yang perlu bantuanmu, aku bisa menjaga diriku sendiri”
Mungkin akibat mereka terlalu banyak ngobrol berdua, para dark spirit itu sudah mengepung mereka.
Rina menyadari hal itu, dia pun menatap ke arah para dark spirit itu dan melangkah ke depan sambil melafalkan mantra pemanggilan
“Wahai sang burung Api abadi, patuhilah kontrakmu terhadap tuanmu munculah Phoenix”
kembali
angin pun berhembus begitu kencang, lebih kencang dari pada saat di
dalam ruangan tadi, angin-angin itu berkumpul dan kemudian hilang
menyebar setelah kepakan sayap dari spirit yang memiliki bentuk burung
berukuran kurang lebih 4 meter dengan warna merah api pada bulu kepala
dan ekornya, dan warna hijau tua pada badannya, sedang terbang di atas
Rina siap menerima perintah dari masternya.
“wow, hebat”
itulah yang terucap dari mulut Fauji saat melihat hal itu di depan
matanya, mungkin dia telah sering melihat teman-temannya melakukan
pemanggilan spirit mereka
Tapi tidak seperti saat ini
efeknya biasanya paling-paling cuma seperti ada angin kecil yang
berhembus, tapi ini anginnya begitu kencang. Dan spirit Rina ini begitu
indah hingga membuatnya begitu terpana.
“tentu saja hebat, spirit milikku ini adalah Rank S dengan tipe Legendaris” ucap Rina dengan bangga terhadap spirit miliknya
“…” Fauji hanya dapat terdiam. Mungkin sekarang perasaannya begitu kesal karena perbandingan antara mereka berdua begitu besar.
Para dark spirit itu mulai maju untuk menyerang mereka, melihat pergerakan dari para dark spirit itu
“Phoenix, ayo habisi mereka” ucap Rina memerintahkan spirit miliknya
Phoenix
itu pun melesat cepat ke arah para dark spirit itu dengan kedua
sayapnya yang mengeluarkan api, [Wings Darted Shaprly]itulah nama dari
skill ini.
Dengan seketika setelah dilewati oleh Phoenix
semua dark spirit yang ada pada jalur serangannya dengan seketika
meledak dan lenyap.
Melihat hal itu, para dark spirit yang
lain pun mulai menyerang Phoenix. Beberapa dark spirit yang berbentuk
seperti burung gagak mengepakkan sayap mereka ke arah Phoenix
Dan
menghasilkan [Wind Knife] seperti milik Phoenix, yang bebeda hanyalah
warna dari cahaya yang dihasilkan oleh serangan itu, jika cahaya pisau
angin milik Phoenix tadi adalah hijau, maka cahaya pisau angin dari para
dark spirit ini adalah hitam.
Meski melihat serangan itu
Phoenix tak menghindarinya sedikit pun, hingga akhirnya serangan itu
tepat mengenai Phoenix dan membuat beberapa goresan dan luka di tubuhnya
“kenapa
kau tak memerintahkannya untuk menghindar?” Tanya Fauji kepada Rina
yang membiarkan spiritnya terkena serangan begitu saja
“tidak apa-apa bagi Phoenix serangan seperti itu tidak berarti sama sekali” jawab Rina terhadap pertanyaan Fauji.
Setelah
Fauji melihat ke arah Phoenix lagi, dia akhirnya tahu kenapa Rina bisa
begitu tenang meski spiritnya telah terkena serangan, karena terlihat
Phoenix yang sepertinya baik-baik saja, bahkan luka yang ada di tubuhnya
sudah menghilang.
Ketika itu Fauji hanya dapat tercengang tak dapat berkata apa-apa.
“kau
tahu, Phoenix itu adalah burung api abadi, meski dia menerima luka,
lukanya akan sembuh dengan cepat, apa lagi dengan serang kecil seperti
tadi, dalam sekejap akan sembuh” ucap Rina kepada Fauji dengan bangga
akan kemampuan pemulihan Spirit miliknya. Lagi dan lagi Fauji hanya
dapat terdiam.
“seandainya saja aku memiliki Spirit yang lebih kuat dari padanya” pikir Fauji dalam hatinya.
“baiklah,
sekarang ayo habisi mereka semua, Phoenix!!!” teriak Rina terhadap
spiritnya. Phoenix pun melebarkan sayapnya dan mengepakannya ke depan
atau lebih tepatnya ke arah dark spirit yang menyerangnya tadi sehingga
terbentuklah [Wind Knife] dengan kekuatan yang jauh lebih dahsyat
daripada saat dia menghancurkan pintu tadi
“sreet, sreet,
sreet, duummp,dump,duump” bukan hanya beberapa dark spirit yang
berbentuk seperti gagak yang sedang berada di posisi depan, tapi semua
yang berada di belakangnya pun terkena serangan itu sehingga mereka
meledak dan lenyap.
Setelahnya beberapa dark spirit
berbentuk seperti knight dengan tombak dan tameng di tangannya melesat
terbang ke arah Phoenix, siap menancapkan ujung tombaknya ke tubuh
Phoenix, tapi tidak terlalu cepat kalau dibandingkan dengan serangan
[Wings Darted Sharply] yang dimiliki oleh Phoenix
Mengetahui
itu Phoenix membuka mulutnya dan melakukan sebuah serangan yaitu
menyemburkan api dari mulutnya [Burst Flames] ke arah para dark spirit
yang mencoba menyerangnya, dan mereka pun meledak seketika setelah
terkena serangan itu dan lenyap.
“sepertinya ini terlalu mudah untukku” ucap Rina dengan sedikit sombong
“hey
kau jangan merasa cukup senang dulu, mungkin saja musuh yang tangguh
akan keluar beberapa saat lagi” jawab Fauji menanggapi kata-kata Rina
Dan
benar saja tiba-tiba dari langit muncul Dark Spirit berukuran besar
sekitar 8 meter atau kurang lebih dua kali lebih besar dari spirit milik
Rina
Dark spirit itu bentuk seperti sebuah permata
berlian yang cukup indah namun juga tidak, karena memiliki warna biru
gelap yang aneh dan dikeliling oleh kristal-krital kecil yang melayang
di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar