***
Di hari yang berbeda, Sang Singa terkena malapetaka, sungguh itu tak sengaja atasnya. Ketika ia berjalan-jalan di kediamannya, sebuah jebakan yang di pasang oleh pemburu untuk mangsanya , membuat Sang Singa terjerat di dalamnya. meronta-ronta ia berusaha, namun tak jua ia kuasa membebaskan diri dari malapetaka hidupnya. Hanya tersisa raungan kuat yang di lakukannya, memberitahu akan yang lain bahwa dirinya dalam bahaya, namun sayang tak seorangpun mau membantunya. Di lain tempat waktu yang sama, Si Tikus Kecil tengah bermain bersama teman-temannya, mendengar ia akan raungan kuat dari Sang Singa, membuatnya berlari ke arah pemilik suara. Melihat ia akan Sang Singa. Terjerat ia dalam jaring pemburu meraung-raung mencari bantu. Melihat akan hal itu, maka si tikus kecil lantas berkata. “Hai Tuan Singa, ku mohon berhentilah meraung-raung seperti itu, jika kau terus seperti itu maka para pemburu akan mengetahui keadaanmu dan datang kemari” jelas Si Tikus Kecil kepada Sang Singa. Membuat Sang Singa terdiam dari raungannya seraya berkata. “Apa yang ingin kau lakukan di sini Tikus Kecil? Apakah kau ingin menertawakanku yang sedang terperangkap di sini?” tanya Sang Singa dengan nada angkuhnya pada Si Tikus Kecil. “Tidak wahai tuan singa, aku datang ke sini untuk memenuhi janjiku, membalas budi kepadamu” ucap Si Tikus Kecil, yang di anggap ejekan kepadanya oleh Sang Singa. “Apakah kau menghinaku Tikus Kecil, apakah kau ingin mengatakan bahwa aku tak bisa keluar dari sini dengan kekuatanku sendiri” ujar Sang Singa tidak mau mengakui bahwa dia tidak mampu membebaskan diri. Namun, hanya Mengacuhkan seraya mengigit-gigit ia akan jaring yang mengurung Sang Singa dengan gigi-gigi tajamnya. “Apakah kau tak mendengarkan apa yang aku katakan wahai Tikus Kecil, sebaiknya kau pergi sekarang sebelum aku berpikir untuk memakanmu” ujar Sang Singa, namun tetap tak di hiraukan oleh Si Tikus Kecil. Membuat Sang Singa marah kepadanya, ingin ia untuk menerkam tikus kecil itu sekarang juga, namun apalah daya sekarang ia tak kuasa, di tatapnya Si Tikus Kecil dengan mata tajamnya. *Tesst* Satu tali pada jaring yang memenjara terputus begitu saja, membuatnya terdiam sembari menatap Si Tikus Kecil yang beralih ke tali berikutnya. Pergi entah kemana, rasa marahnya telah tiada ketika menyadari bayangan takdirnya, di gantikan terima kasih pada penolongnya. Satu per satu tali yang mengikat sang singa terputus oleh gigitan-gigitan kecil dari gigi tajamnya. Sang Singa terbebas dari malapetaka yang menghampirinya, lantas ia berkata kepada penolong hidupnya. “Sungguh aku tak menyangka, bahwa dirimu yang bertubuh kecil mampu menolong diriku yang bertubuh besar ini, ketika aku tak kuasa untuk menghadapinya” ujar Sang singa tulus dari hatinya. “Wahai Tuan Singa yang perkasa, janganlah engkau menghinakan diri yang lebih kecil ataupun lemah dari dirimu, karena tiap-tiap yang di ciptakan oleh-Nya diberi kelebihan atasnya“ ujar Si Tikus Kecil dengan bijaknya. Membuat Sang Singa terdasar akan sifat buruknya, yang telah mendarah daging dalam dirinya, maka berusahalah ia untuk memperbaiki akan keburukannya dengan persahabatan kecil antara mereka. Terima Kasih karena telah bersedia membaca...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar