Laman

Sabtu, 27 Februari 2016

Singa dan Tikus Kecil (Cerpen)

Ini bukan cerita karya originalku, ini adalah cerita singkat (sekitar 760 kata) sebagai sebuah latihan bagiku dalam mempelajari EYD dan juga teknik menulis. Oleh karena itu sungguh di harapkan bagi kalian meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. dan memberikan kritik dan sarannya (yang pedas lebih nikmat). Title : Singa dan Tikus Kecil Tipe : Cerita anak yang di tulis ulang untuk anak Remaja Versi : Ahmad Abdillah Ketika sang surya tertutup oleh mahligai awan, membuat sinarnya tak menyilaukan, membuat panasnya tak tersampaikan namun pula tak tertahan, tak panas tak pula dingin yang dirasakan, hanya persaan sejuk yang menenangkan, waktu yang indah nan menedukan, untuk mengistirahatkan tubuh kelelahan. Hal itulah yang di lakukan oleh Sang Singa di siang ini, membaringkan tubuhnya untuk menikmati. hingga seekor tikus kecil bermain-main di atas kepalanya, membangunkan Sang Singa dari tidurnya, membuatnya murka kepada sang pelaku yang membangunkannya. Mata tajam penuh aura membunuh, membuat yang di tatap meluruh karena rasa takut yang melanda tubuh. Dengan tangan besarnya, ia tangkap Si Tikus Kecil malang itu. Dengan takutnya yang melanda, diberanikannya diri untuk membela karena tak mau mati di usia muda, Si Tikus Kecil maka berkata. “Wahai Tuan Singa yang perkasa, aku mohon jangan makan diriku, kau tidak akan kenyang jika memakan diriku yang kecil ini. Dan jika kau mau melepaskanku, aku berjanji akan membalas budi kepadamu suatu saat nanti” mohon Si Tikus Kecil kepada Sang Singa, maka tertawa terbahak-bahak ia atasnya, Si Tikus Kecil kebingungan akan tingkah Sang Singa lantas bertanya. “Apakah ada yang lucu pada perkataanku wahai Tuan Singa, sehingga membuatmu seperti itu?” “Kau bertanya kenapa, ahahaha… tentu karena kata-kata yang keluar dari mulut kecilmu itu ahahaha… mana mungkin makhluk kecil sepertimu, bisa menolongku yang bertubuh besar ini” ujar Sang Singa di sela-sela tawanya yang masih saja menggema. “Karena hari ini aku masih kenyang dan kau telah menghiburku dengan janji anehmu itu, baiklah hari ini aku akan melepaskanmu Tikus Kecil” lanjut Sang Singa seyara melepaskan Si Tikus Kecil dari terkaman mautnya. “Terima kasih, Tuan Singa yang bijaksana” kata Si Tikus Kecil dengan gembira, pergi menjauh meninggalkan Sang Singa yang melanjutkan tidur siangnya.
***

Di hari yang berbeda, Sang Singa terkena malapetaka, sungguh itu tak sengaja atasnya. Ketika ia berjalan-jalan di kediamannya, sebuah jebakan yang di pasang oleh pemburu untuk mangsanya , membuat Sang Singa terjerat di dalamnya. meronta-ronta ia berusaha, namun tak jua ia kuasa membebaskan diri dari malapetaka hidupnya. Hanya tersisa raungan kuat yang di lakukannya, memberitahu akan yang lain bahwa dirinya dalam bahaya, namun sayang tak seorangpun mau membantunya. Di lain tempat waktu yang sama, Si Tikus Kecil tengah bermain bersama teman-temannya, mendengar ia akan raungan kuat dari Sang Singa, membuatnya berlari ke arah pemilik suara. Melihat ia akan Sang Singa. Terjerat ia dalam jaring pemburu meraung-raung mencari bantu. Melihat akan hal itu, maka si tikus kecil lantas berkata. “Hai Tuan Singa, ku mohon berhentilah meraung-raung seperti itu, jika kau terus seperti itu maka para pemburu akan mengetahui keadaanmu dan datang kemari” jelas Si Tikus Kecil kepada Sang Singa. Membuat Sang Singa terdiam dari raungannya seraya berkata. “Apa yang ingin kau lakukan di sini Tikus Kecil? Apakah kau ingin menertawakanku yang sedang terperangkap di sini?” tanya Sang Singa dengan nada angkuhnya pada Si Tikus Kecil. “Tidak wahai tuan singa, aku datang ke sini untuk memenuhi janjiku, membalas budi kepadamu” ucap Si Tikus Kecil, yang di anggap ejekan kepadanya oleh Sang Singa. “Apakah kau menghinaku Tikus Kecil, apakah kau ingin mengatakan bahwa aku tak bisa keluar dari sini dengan kekuatanku sendiri” ujar Sang Singa tidak mau mengakui bahwa dia tidak mampu membebaskan diri. Namun, hanya Mengacuhkan seraya mengigit-gigit ia akan jaring yang mengurung Sang Singa dengan gigi-gigi tajamnya. “Apakah kau tak mendengarkan apa yang aku katakan wahai Tikus Kecil, sebaiknya kau pergi sekarang sebelum aku berpikir untuk memakanmu” ujar Sang Singa, namun tetap tak di hiraukan oleh Si Tikus Kecil. Membuat Sang Singa marah kepadanya, ingin ia untuk menerkam tikus kecil itu sekarang juga, namun apalah daya sekarang ia tak kuasa, di tatapnya Si Tikus Kecil dengan mata tajamnya. *Tesst* Satu tali pada jaring yang memenjara terputus begitu saja, membuatnya terdiam sembari menatap Si Tikus Kecil yang beralih ke tali berikutnya. Pergi entah kemana, rasa marahnya telah tiada ketika menyadari bayangan takdirnya, di gantikan terima kasih pada penolongnya. Satu per satu tali yang mengikat sang singa terputus oleh gigitan-gigitan kecil dari gigi tajamnya. Sang Singa terbebas dari malapetaka yang menghampirinya, lantas ia berkata kepada penolong hidupnya. “Sungguh aku tak menyangka, bahwa dirimu yang bertubuh kecil mampu menolong diriku yang bertubuh besar ini, ketika aku tak kuasa untuk menghadapinya” ujar Sang singa tulus dari hatinya. “Wahai Tuan Singa yang perkasa, janganlah engkau menghinakan diri yang lebih kecil ataupun lemah dari dirimu, karena tiap-tiap yang di ciptakan oleh-Nya diberi kelebihan atasnya“ ujar Si Tikus Kecil dengan bijaknya. Membuat Sang Singa terdasar akan sifat buruknya, yang telah mendarah daging dalam dirinya, maka berusahalah ia untuk memperbaiki akan keburukannya dengan persahabatan kecil antara mereka. Terima Kasih karena telah bersedia membaca...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar