Senin, 01 Agustus 2016

Unknown Title Chapter II

Title : Unknown Title
Type : Novel Ringan
Genre : Action, Adventure, Romance, Fantasy, Martial Art
Author : Grain Rice

Tak jauh di belakang kediaman keluarga Shi terdapat pegunungan. Pegunungan yang terabaikan, karena cukup berbahaya dan tidak ada sumberdaya tertanam di sana.

Dari sekian banyak orang yang menghiraukan, pastilah ada yang bisa memanfaatkan.

Shi Chen, dialah satu-satunya orang yang memanfaatkan pegunungan itu, sebagai tempat latihan. Baginya itu adalah tempat terbaik, karena tak seorang pun akan mengganggunya.

Seperti saat ini, Shi Chen tengah dalam perjalanan menuju sebuah tempat yang menjadi favoritnya di pegunungan ini.

"Kak Lei kau di mana?" ucap Shi Chen ketika ia sudah sampai di sebuah gua kecil. Ia tak mendapati seseorang yang dicarinya.

"Ada apa? Kenapa kau begitu tergesa-gesa mencariku?" Sebuah jawaban tiba-tiba terdengar dari belakang Shi Chen. Itu membuatnya begitu terkejut, namun segera kembali tenang.

"Kak Lei, bisakah kau menghilangkan kebiasaan burukmu itu?" ucap Shi Chen membuat orang yang dipanggil Kak Lei oleh Shi Chen itu tertawa.

"Baiklah, baiklah," Ujarnya. "Jadi, ada apa?"

"Kak Lei, kau benar-benar bisa membantuku, kan? Dalam mengatasi racun yang menyegel budidayaku saat ini?" tanya Shi Chen khawatir.

"Tentu saja, aku benar-benar yakin akan hal itu," jawab Kak Lei tegas. "Apa kau tak mempercayaiku?"

"Bukan begitu kak Lei. Hanya saja, bukankah itu hanyalah sebuah sumber budidaya yang digunakan untuk menerobos ke tingkat Bronze-Rank?"

"Ah! Iya ..., aku tak menjelaskannya secara menyeluruh sebelumnya," ucap Kak Lei membuat Shi Chen mengerutkan keningnya.

"Jadi, Begini ...," ucap Kak Lei menjelaskan apa saja yang perlu Shi Chen ketahui.

"Hmm ..., jadi itu akan kita gunakan sebagai bahan untuk membuat Pill?" Tanya Shi Chen memastikan.

"Ya ..., seperti itulah. Mungkin kebanyakan orang mengira itu hanya berguna untuk menerobos tingkat. Tapi, jika itu ada di tangan seorang Alchemist maka akan menjadi hal yang berbeda. Tergantung Pill apa yang akan dibuat."

"Bagaimana dengan bahan-bahan lain yang Kakak sebutkan tadi?"

"Untuk itu ..., aku sudah memilikinya. Jadi, kita hanya perlu mencari yang satu itu."

Merespon apa yang dikatakan oleh Kak Lei, Shi Chen hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Berdasarkan apa yang mereka bicarakan tadi Shi Chen mempunyai berbagai pertanyaan mengenai Kak Leinya ini.

Apakah orang ini adalah seorang Alchemist?

Apa tingkat budidayanya saat ini?

Siapa dia sebenarnya?

Meski Shi Chen sangat ingin tahu, namun ia tak bisa menanyakannya sekarang. Meski hubungan mereka terbilang baik. mereka masihlah orang yang baru kenal beberapa hari yang lalu.

Jika Shi Chen menyinggung perasaan orang ini dengan menanyakan hal yang tak ingin dijawabnya. Bisa saja orang itu akan membatalkan untuk membantunya. Dan itu akan menjadi kerugian besar bagi Shi Chen, karena hanya pada orang yang ia panggil Kak Lei inilah ia dapat meminta bantuan saat ini.

"Ada apa?" Tanya Kak Lei menyadarkan Shi Chen dari apa yang sedang dipikirkannya.

"Ah tidak! Tidak ada apa-apa Kak," ucap Shi Chen tak ingin memberitahu.

"Apa kau sedang memikirkan pertaruhanmu dengan seseorang yang bernama Shi Tong itu?"

Pertanyaan Kak Lei yang tiba-tiba itu membuat Shi Chen begitu terkejut. Pasalnya ia belum memberitahukan hal itu pada Kak Leinya ini. Jadi, bagaimana bisa ia tahu?

"Bagaimana Kak Lei bisa tahu akan hal itu? Bukankah aku belum bercerita?" Tanya Shi Chen ingin tahu.

"Untuk itu ..., sebelumnya aku ingin meminta maaf kepadamu terlebih dahulu," ucap Kak Lei membuat Shi Chen mengerutkan kening. "Mohon maafkan kelancanganku."

"Ada apa? Kenapa Kakak meminta maaf?" tanya Shi Chen bingung.

"Tadi aku menyelinap ke kediaman keluargamu, karena kurasa itu tindakan yang tak sopan. Jadi, aku minta maaf kepadamu" ucap Kak Lei. Mau tak mau Shi Chen menganggukan kepalanya.

"Ketika aku ada di sana, aku secara tak sengaja mendengar keributan. Dan ternyata itu adalah dirimu," ucap Kak Lei, "pada awalnya aku ingin membantumu, tapi ku urungkan karena itu tidak perlu."

Secara garis besar, Shi Chen dapat memahami apa yang dikatakan oleh kakaknya ini. Namun, ada satu hal yang membuatnya bertanya-tanya.

"Bagaimana bisa Kakak tidak terdeteksi oleh ayahku dan juga tetua klan?" tanya Shi Chen

Sebagai Kepala Keluarga Shi, Ayah Shi Chen adalah orang terkuat di dalam klan mereka, dia berada pada tingkat 1 dari Gold-Rank. Sedangkan para Tetua, mereka juga adalah orang-orang yang hebat, mereka ada pada tingkat akhir dari Silver-Rank. Jadi, bagaimana bisa Kak Leinya ini begitu mudah menyusup ke dalam klan mereka.

"Untuk hal itu, aku memiliki beberapa trik agar tak terdeteksi. Sekali pun mereka berada di akhir Gold-Rank aku tetap akan aman," jelas Kak Lei.

Meskipun Shi Chen begitu penasaran dengan trik apa yang digunakan oleh Kak Leinya itu, Shi Chen memaksakan dirinya untuk tak menuntut lebih. Sehingga, ia hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Jadi kapan kita akan pergi?"

"Waktu kita terbatas. Jadi, semakin cepat semakin baik."

"Bagaimana dengan keadaan Kakak sekarang ini?"

"Aku sudah sehat seratus persen. Jadi, kau tak perlu khawatir."

Shi Chen berpikir sejenak. Kemudian menatap dalam Kak Lei.

"Kita pergi besok. Apa Kakak bisa?"

"Tentu, aku akan menunggumu di sini besok pagi," jawab Kak Lei. "Sekarang kau pulanglah! Kita pergi untuk waktu yang lama. Jadi, kurasa kau perlu untuk melakukan beberapa hal."

"Ya! Kalau begitu aku pulang sekarang." Shi Chen menganggukkan kepalanya dan kembali ke tempat tinggalnya.

Dalam perjalanan pulangnya, pikiran Shi Chen tak bisa teralihkan tentang siapakah Kak Lei sebenarnya. Ia kembali teringat pertemuan pertama mereka, beberapa hari yang lalu.

Hari itu sama seperti hari-hari lainnya Shi Chen tengah berlatih di pegunungan belakang kediaman klan mereka. Tiba-tiba ia mendengar sebuah teriakan.

Dengan segera Shi Chen menuju sumber suara. Di sana keadaan yang begitu memprihatinkan terjadi.

Apa yang di depan matanya adalah seorang pemuda yang tengah terluka sedang dikepung oleh sekumpulan serigala.

Pemuda itu menampilkan wajah yang begitu pahit, seakan ia sudah tak memiliki harapan hidup lagi.

Dengan luka yang begitu dalam di tubuhnya, bahkan bisa bertahan pun adalah hal begitu hebat. Namun, ia juga harus menahan serangan dari sekelompok serigala, Itu benar-benar mustahil. Tak ada lagi harapan hidup baginya.

Dengan budidaya yang dimilikinya, Shi Chen akan mampu menang melawan beberapa ekor serigala. Namun, ini adalah sekelompok bukan beberapa lagi, ia tak yakin apakah akan mampu atau tidak.

Perlu untuk diketahui pula, serigala yang ada di dalam hutan ini bukanlah serigala biasa. Serigala-serigala di hutan ini setara dengan seorang yang berlatih beladiri di tingkat 2 Soul-Rank, sehingga akan sulit untuk mengalahkan mereka.

Meski begitu, dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan pemuda tak dikenal itu, Shi Chen mempertaruhkan nyawanya untuk menghadapi sekelompok serigala itu. Ia berlari keluar dan menendang seekor serigala yang berusaha menerkam pemuda itu.

Pemuda memperlihatkan wajah yang penuh kejutan dan sukacita ketika melihat kehadiran Shi Chen. Namun, hanya beberapa saat raut wajahnya berubah menjadi kekhawatiran. Ia menyadari, bahwa orang yang menyelamatkannya ini hanyalah di tingkat 3 Soul-Rank.

Akan begitu sulit bagi penyelamatkannya ini untuk dapat bertahan hidup melawan semua serigala yang mengepung mereka.

Dengan apa yang tersisa dari kekuatannya. Ia berteriak,

"KAU PERGILAH!" teriaknya, "AKU TAK MEMBUTUHKAN BANTUAN ORANG LEMAH SEPERTIMU."

"Dengan begini aku yakin ia pasti akan segera pergi dan meninggalkanku. Takkan ada orang bodoh yang menyelamatkan orang yang menghinanya seperti itu" Batin pemuda yang terluka itu.

Meski sangat membutuhkan bantuan, ia tak ingin membiarkan orang lain mati sia-sia bersamanya.

Namun, tanggapan yang diberikan Shi Chen benar-benar di luar perkiraannya. Ia tak pernah berpikir penyelamatnya ini akan begitu bodoh, lebih bodoh dari orang yang begitu bodoh. Namun jujur, itu membuat hatinya tersentuh.

"Aku memang lemah. Tapi, aku adalah seorang lelaki sejati," ucap Shi Chen. "Seorang lelaki yang menarik kembali tekadnya, tidaklah pantas disebut lelaki sejati."

Meski nyawa sebagai taruhannya. Shi Chen takkan melarikan diri, karena ia telah bertekad menyelamatkan pemuda di belakangnya ini, walaupun mereka tak saling mengenal.

Melihat tekad kuat Shi Chen, tak bisa tidak. Pemuda itu merasa bahwa Shi Chen benar-benar harus selamat. Ia tak ingin orang sebaik Shi Chen mati hanya demi menyelamatkan orang asing sepertinya.

Namun apalah daya. Kekuatannya benar-benar telah habis, bahkan agar tetap sadar ia merasa sudah tak kuat, apalagi untuk berkata-kata.

Dengan sisa-sisa kesadaran miliknya, ia bertekad, jika mereka bisa selamat saat ini, ia akan memberikan hidupnya agar dapat terus membantu pengelamatnya ini.

Ketika mendengar suara seseorang yang rubuh. Shi Chen menatap khawatir ke belakang. "Kurasa aku memang tak punya pilihan lain, selain menghadapi sekelompok serigala ini," batin Shi Chen.

Dengan luka yang begitu besar di dada pemuda itu dan darah yang terus mengalir keluar. Shi Chen tak bisa melarikan diri membawa orang itu, karena akan sangat berbahaya jika lukanya bertambah besar. Dan ia juga harus menyelesaikan ini dengan cepat agar pemuda itu tak mati kehabisan darah.

Shi Chen mengedarkan pandangannya ke arah para serigala lapar di depannya dan bergumam, "dua belas ekor,pada dasarnya aku takkan mampu melawan mereka. Tapi, aku sudah berlatih lebih banyak dari orang lain. Aku yakin, tak mungkin semua itu hanya sia-sia."

Shi Chen melompat ke depan. Melemparkan pukulan terkuatnya ke arah seekor serigala yang berada di hadapannya.

*Bugh ..., Wwaauuu*

Serangan Shi Chen yang begitu cepat dan kuat, menimbulkan suara sedih dari seekor serigala yang terkujur kaku di tanah.

Melihat saudara mereka tumbang. Dua serigala lain melompat, menerkam ke arah Shi Chen.

Dengan sigap Shi Chen mengayunkan tendangannya secara menyamping, membuat salah satu serigala itu menabrak yang lain dan kemudian keduanya terlempar jauh akibat kuatnya tendangan.

Hanya beberapa detik. Suara sedih lainnya kembali terdengar. Pukulan kuat Shi Chen kembali memakan korban.

Satu per satu serigala itu tumbang.

Kekuatan yang ditampilkan Shi Chen saat ini bukanlah kekuatan yang normal di miliki oleh seseorang di tingkat 3 Soul-Rank. Setidaknya ini harus di tingkat 4 atau bahkan 5 dari Soul-Rank.

Sepertinya apa yang telah ia lakukan selama ini tidaklah sia-sia. Setidaknya ia memiliki tubuh fisik yang begitu kuat, dapat setara dengan orang lain di tingkat 5.

Setelah mengurus semua serigala yang ada. Shi Chen segera membabat luka yang ada di tubuh pemuda itu dan kemudian membawanya ke sebuah gua yang menjadi tempat istirahatnya ketika ia berada di daerah ini.

"Kemudian, setelah sehari merawatnya dengan obat-obatan yang ku dapatkan dari klan. Kak Lei sadar, ia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya sehingga terluka seperti itu. Dia menyuruhku memanggilnya Kak Lei karena ia lebih tua dariku," gumam Shi Chen.

"Beberapa hari setelahnya, kami juga cukup sering berbincang. Ia bahkan memberitahukanku tentang racun yang ada dalam tubuhku. Namun, tetap saja ia tak pernah memberitahukan siapa dia sebenarnya dan apa tingkat kemampuan beladirinya.

"Tapi tak peduli apa. Sejak pertama aku menolongnya aku sudah yakin bahwa ia bukanlah orang jahat, sehingga aku akan terus percaya padanya." Tekad Shi Chen kepada dirinya sendiri.

***

Di sebuah pegunungan yang terletak di Dragon provinsi, pegunungan ini dikelilingi oleh hutan yang begitu luas. Terlihat dua orang anak muda berumur sekitar 14-16 tahun terus melangkahkan kaki mereka menuju hutan itu.

"Kak Lei, apa kita benar-benar akan mencari Bronze Crystal Essence itu di sini?" Tanya salah seorang di antara dua anak muda itu

"Yups... kita akan mencarinya di salah satu pegunungan di hutan ini" Jawab yang lain.

Sangat tepat. Dua anak laki-laki ini adalah Shi Chen dan Kak Lei yang sedang mencari bahan terakhir untuk membuat pill yang menurut Kak Lei akan mampu menghilangkan racun yang ada dalam tubuh Shi Chen .

"Bukankah tempat ini terlalu berbahaya?" tanya Shi Chen khawatir. "Di klan saja biasanya beberapa orang tua akan ikut untuk menemani anak-anak mereka mencari Bronze Crystal Essence itu di tempat ini."

"Ya, kau memang benar, tempat ini terlalu berbahaya bagi kita. Tapi kau tahu di sini, di 'Great of Early Mountain and Forest', banyak sekali harta yang dapat membantumu meningkatkan budidaya dan kebanyakan orang tak tahu akan hal itu.

"Apa kau ingin menyia-nyiakan kesempatan ini? Dan juga hanya di sini tempat termudah untuk mencari Bronze Crystal Essence itu. Jadi, bagaimanapun juga kita tetap harus pergi," ucap Kak Lei bersemangat

"Sepertinya Kakak begitu yakin kalau kita akan baik-baik saja di tempat ini. Apa Kak Lei punya cara khusus agar kita tetap aman?" Tanya Shi Chen

"Tentu saja! Kalau tidak, mana mungkin aku akan membawamu kesini dengan keyakinan penuh seperti ini," ucap Kak Lei menjawab pertanyaan Shi Chen "cepatlah, ayo kita pergi!" perintahnya.

Mereka melangkah kakinya ke dalam hutan di depan mereka. Setelah 2 jam mereka berjalan masuk ke dalam hutan, barulah mereka berhenti.

Dalam 2 jam perjalanan ini Shi Chen benar-benar merasa bingung. Hal itu karena tak ada satu pun Spirits Beast yang mereka temui.

Berdasarkan dari apa yang ia tahu dari cerita kakaknya Shi Yunru ketika mencari Bronze Crystal Essence untuk membantunya menerobos ke tingkat 1 Bronze-Rank.

Mereka mengalami cukup banyak kesulitan karena terus-terusan bertemu spirits beast. Untungnya ketua klan mereka, ayah Shi Chen dan Shi Yunru, ikut bersama mereka, sehingga semuanya berjalan lancar.

Mengingat hal itu, Shi Chen tak bisa tidak merasa aneh. Masalahnya hal itu benar-benar berbeda dari keadaan sekarang ini.

"Ada apa?" Tanya Shi Chen ketika kakaknya itu tiba-tiba berhenti.

"Kita sudah sampai,"ucap Kak Lei. Mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Berdasarkan pengamatanku. Di dalam gua itu terdapat satu Bronze Crystal Essence yang hanya di jaga oleh lima spirit beast," ucap Kak Lei memberi tahu.

"APA? Hanya di jaga lima spirits beast. Bukankah itu terasa begitu aneh," ucap Shi Chen merasa bingung.

"Ketika Kak Yunru mencari Bronze Crystal Essence ini untuk membantunya menerobos ke tingkat Bronze-Rank tahun lalu. Dia mengatakan bahwa mereka harus melawan sekitar empat puluh spirits beast untuk mendapatkannya."

"Siapa yang peduli, mungkin ini adalah hari keberuntungan kita. Ayo kita masuk!" ucap Kak Lei santai tak menghiraukan kekhawatiran Shi Chen.

Kemudian dua anak laki-laki itu secara perlahan masuk ke dalam Gua yang ada di hadapan mereka. Hanya beberapa saat, mereka telah di temukan.

"Spirit beast benar-benar menakutkan. Mereka segera mengetahui keberadaan kami hanya dalam beberapa saat," batin Shi Chen

Tekanan kuat segera terasa bagi Shi Chen, jangankan untuk menyerang, bahkan untuk menggerakan jari saja Shi Chen tak bisa. Ia merasa seakan-akan dewa kematianlah yang ada di hadapan mereka.

Lima Spirits beast nampak di hadapan matanya. Para spirits beast itu memiliki bentuk seperti serigala berwarna hitam dan mengeluarkan aura yang begitu menakutkan.

Namun, hanya sesaat itu terjadi. Ia kembali bisa menggerakan tubuhnya, tekanan itu tak lagi menyerangnya. Ia tahu bahwa Kakaknya, Kak Lei, telah melindunginya.

Kak Lei, ia mengeluarkan tekanan yang tak kalah kuat dari kelima spirits beast itu. Satu melawan lima. Namun tak ada tanda dari Kak Lei akan kalah dari para spirits beast itu.

Beberapa saat berlalu, pertikaian yang dilakukan dengan saling memberikan tekanan itu terus terjadi. Hingga akhirnya kelima spirit beast itu tersedak dan meludahkan seteguk darah dari mulutnya.

"Kurasa sudah saatnya untuk menyudahi permainan ini," ucap Kak Lei santai. "Shi Chen, kau mundurlah dan tonton dengan santai. Kakakmu ini akan menunjukkan sedikit kemampuannya."

Kak Lei, melesat ke arah salah satu dari kelima spirit beast.

*Bugh*

Dengan sekali pukulan spirits beast itu terpental beberapa meter. Ia terbujur kaku dan di setiap lubang dari tubuhnya mengelurkan darah segar. Tanda bahwa ia telah mati dalam keadaan yang mengenaskan

Hanya beberapa detik setelahnya. Satu spirits beast lainnya mengalami nasib yang sama. Jangankan untuk menghindar, mengeluarkan suara sedihnya pun ia tak sempat. Satu kata untuk menjelaskan apa yang terjadi, Menakutkan.

Dalam sepuluh tarikan napas, kelima spirits beast itu telah terbujur kaku di tanah dengan darah yang mengalir keluar dari dalam tubuh mereka.

"Shi Chen, ini tidak baik," ucap Kak Lei tiba-tiba.

***

Di luar gua di mana Shi Chen dan Kak Lei berada. Sekitar tiga puluh orang tengah berkumpul. Kebanyakan dari mereka berada di tingkat 4-5 Bronze-Rank, Lima orang dengan tingkat 6 Bronze-Rank, dan satu orang dengan tingkat 7 Bronze-Rank, serta seorang pemuda yang lebih kecil dari yang lainnya dengan tingkat budidayanya, tingkat 9 dari Soul-Rank.

Sepertinya tujuan mereka datang ke tempat ini adalah sama dengan Shi Chen dan Kak Lei, mencari Bronze Crystal Essence.

"Bos Wei (Lam Wei), saya rasa mereka sudah mengalahkan kelima spirits beast itu dan mungkin sedang berusaha mengambil Bronze Crystal Essence yang kita cari," ucap salah satu orang dari kelompok itu ia memiliki berada di tingkat 6 Bronze-Rank.

Orang yang di panggil Bos Wei itu mengangguk, kemudian menatap tajam ke dalam gua. Barulah setelahnya ia berseru, "sepertinya tak salah kita mengikuti para pecundang itu kemari. semuanya ayo kita masuk!"

"Baik!" Ucap orang-orang dalam kelompok itu serempak.

Dengan orang yang di panggil Bos Wei itu memimpin mereka, kelompok orang yang berjumlah tiga puluan lebih itu berjalan memasuki gua.

Di dalam gua, seorang anak laki-laki berambut biru, berwajah tampannya, dan memakai baju berwarna senada dengan rambutnya berdiri menghadang mereka.

Tak jauh di hadapan mereka, beberapa mayat spirits beast tergeletak dengan begitu mengenaskan dengan darah yang berceceran di bawahnya.

"Serahkan Bronze Crystal Essence yang kau dapatkan pada kami," ucap orang yang di panggil Bos Wei kepada Kak Lei.

"Kenapa aku harus melakukannya?" Tanya kak Lei. Ia menatap tajam sekelompok orang mendekat padanya.

"Karena itu adalah milik kami," ucap Bos Wei santai. Ia terus berjalan mendekati Kak Lei bersama kelompoknya yang mengekor di belakang.

"Apa buktinya jika itu adalah milik kalian?" Tanya kak Lei lagi dengan tenang. Tak ada sedikit pun rasa takut di sana.

Bos Wei mengerutkan keningnya ketika mendengar pertanyaan Kak Lei, ia merasa tak suka akan hal itu. Tapi, meski begitu ia tak ingin memulai perkelahian terlalu awal. "Tentu saja karena kami yang terlebih dahulu menemukan tempat ini," ucap Bos Wei.

"Apa maksudnya itu? Jelas-jelas kami yang lebih dahulu berada di tempat ini. Jadi, bagaimana kalian bisa mengatakan hal seperti itu?" ucap Kak Lei tak terima. Ia mengungkapkan wajah penuh permusuhan pada mereka.

Menanggapi ekspresi yang di tunjukkan oleh Kak Lei, orang yang di panggil Bos Wei itu hanya tersenyum, Senyum sinis kepada Kak Lei.

"Apakah kau tak merasa aneh?" Tanya Bos Wei.

"Aneh?" Kak Lei menunjukkan wajah bingungnya.

"Ya tentu saja, apa kau tak merasa aneh atas gua ini. bukankah spirits beast di sini terlalu sedikit?"

"Ya, kau benar. Lalu apa hubungannya?"

"Tentu saja ada. Kami telah memancing keluar spirits beast yang ada di tempat ini keluar dan mengurusnya. Sehingga saat kalian masuk hanya tersisa lima spirits beast saja. Jadi, Bronze Crystal Essence itu adalah milik kami." Jelas Bos Wei dengan santai

"Oh! Jika memang seperti itu, maka Bronze Crystal Essence yang ada di gua ini adalah milik kalian." Ucap Kak Lei santai. Membuat Bos Wei melebarkan senyumnya merasa senang, ia adalah orang yang perhitungan, jika mereka bertarung dan musuh lebih kuat maka mereka akan menerima kerugian besar. Oleh karena itu, ia akan memakai cara halus jika itu masih bisa. Seorang penjahat yang licik.

"Tapi..., jika cerita kalian itu benar," ucap Kak Lei lagi. Membuat Bos Wei menarik kembali senyum lebarnya dan mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu?"

"Kau pikir aku bodoh?" ucap Kak Lei. "Tertipu oleh permainan anak kecil semacam itu adalah hal yang benar-benar memalukan bagiku. Kalian pikir aku tak tahu bahwa kalian telah mengikuti kami sejak awal?"

"Dan tentang cerita karangan kalian itu. kalian pikir aku tak tahu mengapa gua ini sepi?" Tanya Kak Lei. "Asal kalian tahu saja, para spirits beast itu sedang pergi berburu keluar. Tapi, tenang saja kalian akan segera bertemu dengan mereka. Dan oh iya! mereka itu sangat setia kawan. Jadi, berhati-hatilah." Mundur beberapa langkah ke belakang.

"K-Kau! Jadi, kau mempermainkanku?" Bos Wei begitu marah kepada pemuda di depannya itu.

"Kau pikir, orang bodoh sepertimu bisa menipuku? Haha, itu terlalu cepat seribu tahun untukmu" ejek Kak Lei. Yang benar-benar menyulut api kemarahan Bos Wei.

Bos Wei bersama anak buahnya segera mengepung Kak Lei. namun tiba-tiba terdengar keributan dari arah luar. Segera beberapa spirits beast berbentuk serigala hitam masuk kedalam gua.

Jumlah mereka begitu banyak, Sekitar lima puluh ekor dengan budidaya mereka pada tingkat 4-6 Bronze-Rank.

Melihat hal itu, tak bisa tidak. Bos Wei menatap khawatir kepada kawanan spirits beast itu. berbanding terbalik dengan Kak Lei yang terlihat begitu santai.

Para Spirits beast itu menyapukan pandangannya ke segala arah di dalam gua ini. ketika mereka mendapati saudara mereka yang terbujur kaku di tanah dengan darah yang berceceran. Rangungan marah menggelegar di dalam gua, membuat mereka yang mendengarnya merinding ketakutan.

Para Spirits beast itu seakan gila, mereka segera menyerang orang-orang dalam kelompok itu. mau tak mau, Bos Wei mengalihkan perhatiannya dari Kak Lei, dan mengkoordinisi bawahannya agar berada dalam posisi bertahan. Jika ia tak melakukan hal ini, maka Adiknya yang hanya tingkat 9 Soul-Rank akan berada bahaya dan itu adalah masalah besar.

Mengambil kesempatan dari keributan yang terjadi ini Kak Lei segera lolos dari kepungan anak buah bos Wei dengan mudah. Tepatnya mereka tak memperdulikan Kak Lei lagi.

"Shi Chen, kau sudah mengambilnya?" Tanya Kak Lei pada Shi Chen yang baru saja tiba dari ke dalaman gua.

"Ya, aku sudah mengambilnya." Jawab Shi Chen menganggukan kepalanya.

"Sepertinya kita sudah tak memiliki urusan di tempat ini. jadi, ayo kita pergi sekarang."

"Ya!"

Benar seperti yang di katakana oleh Kak Lei, spirits beast ini benar-benar setia kawan. Ketika mereka melihat saudara mereka berjatuhan akibat pertarungan dengan kelompok Bos Wei itu. kegilaan mereka semakin menjadi-jadi, mereka mengamuk menyerang kelompok itu. Bahkan tak menghiraukan Shi Chen dan Kak Lei yang menyelinap keluar.

"Baiklah, Selamat menikmati Pestanya!" teriak Kak Lei, kepada kelompok itu dari mulut gua.

"Selamat bersenang-senang," timpal Shi Chen

Mendengar apa yang di katakan oleh Shi Chen dan Kak Lei. Bos Wei menggeram kesal dan kemudian berteriak marah kepada keduanya, "ingat saja, jika aku berhasil keluar dari sini. Aku pasti akan membunuh kalian berdua."

Namun Shi Chen dan Kak Lei tak mengubrisnya. Dengan santainya mereka berdua berjalan keluar dari dalam gua.

"Kak Lei, kau benar-benar hebat," puji Shi Chen pada Kak Lei ketika mereka telah berada di luar gua.

"Aku hanya mengikuti apa yang telah kau rencanakan. Jadi, yang hebat itu adalah dirimu," balas Kak Lei

"Tapi, itu semua juga berdasarkan informasi yang kakak berikan. Aku hanya menyusunnya menjadi sebuah rencana kecil," ucap Shi Chen. "Tapi, aku tak pernah membayangkan bahwa kita akan begitu mudah keluar dari gua. Aku yakin Kak Lei melakukan sesuatu."

Mendengar hal itu, Kak Lei tak bisa tidak tertawa kecil, karena apa yang di katakan oleh Shi Chen adalah benar. "Sepertinya aku takkan bisa menyembunyikan sesuatu tanpa di ketahui olehmu, memang benar, aku menggunakan beberapa trik kecil agar kita dapat keluar dengan mudah, "ucap Kak Lei.

"Tapi itu tak penting, yang penting adalah kita telah mendapatkan Bronze Crystal Essence dan juga rencana yang buat sukses seratu persen," ucap Kak Lei lagi dengan tawa kecilnya

"Ya! Kakak Benar," ucap Shi Chen membenarkan dan juga ikut tertawa.

"Sekarang ayo kita pergi, dan meramu Pill untukmu"

"Ya!"

Mereka berjalan menjauh dari gua tersebut tanpa memperdulikan pertumpahan darah yang terjadi di dalam sana.

Jumat, 15 Juli 2016

Unknown Title Chapter I

Title : Unknown Title
Type : Novel Ringan
Genre : Action, Adventure, Romance, Fantasy, Martial Art
Author : Grain Rice


Chapter I
 
“Tuan muda, saya mohon anda jangan melakukan hal ini. Jika tuan muda lain melihat anda seperti ini, saya takut mereka akan menghina dan menyakiti anda lagi. Tuan muda saya mohon, saya dapat melakukan ini sendiri.”

Di salah satu tempat kediaman keluarga Shi. Telihat dua anak manusia tengah membersihkan dedaunan yang bererakan di tanah. Jika di lihat dengan lebih jeli, maka dapat di ketahui bahwa keadaan kedua orang tersebut sungguh bertolak belakang satu sama lain. 


Satu orang di antaranya adalah seorang anak laki-laki yang hanya berumur 15 tahun dengan pakaian mewah melekat di tubuh kecilnya terus tersenyum merasa senang atas apa yang sedang di lakukannya.

Berbeda halnya dengan yang lain, itu adalah seorang lelaki tua yang telah berumur lebih dari setengah abad dengan pakaian usang di tubuh tuanya. Wajah lelaki tua itu penuh dengan kekhawatiran ketika ia menatap ke arah anak laki-laki yang ada di sampingnya.

Ia merasa takut atas hal buruk yang akan terjadi kepadanya tuan mudanya ini jika teman-temannya melihat hal yang sedang dilakukannya. Pasalnya itu bukanlah hal yang wajar dilakukan oleh seorang bangsawan seperti mereka. Namun, tuan mudanya ini tanpa peduli merasa senang melakukannya.
Ia sudah sering melihat tuan mudanya ini dihina dan direndahkan oleh tuan muda lainnya yang ada di Klan mereka ini. Meski begitu tetap saja tuan mudanya ini terus membantunya jika ia mempunyai waktu luang.

Sungguh mulia hati yang dimiliki oleh tuan mudanya ini, itulah pandangan yang di berikan oleh pelayan tua itu untuk tuannya ini. Namun, karena kemuliaan hati tuan mudanya ini jualah ia menjadi begitu khawatir. Ia merasa tak tahan melihat tuan mudanya ini di sakiti oleh orang lain karena membantunya.

Tapi apalah dayanya, meski Sang lelaki tua itu telah berkali-kali membujuk tuan mudanya itu untuk tak membantunya bekerja. Tuan mudanya itu  hanya tersenyum atas kekhawatirannya. Dan terus melanjutkan apa yang ingin di lakukannya.

“Hey! Bukankah ini Shi Chen. Sesosok sampah yang melekat di klan Shi kita. aku tak tahu mengapa ketua klan masih saja membiarkan sampah ini tetap berada di sini?”

“Kau benar kak, dia hanyalah sampah. Coba lihat apa yang sedang di lakukannya, benar-benar cocok dengan apa yang seharusnya dirinya, menjadi pelayan bagi klan Shi kita. Bukannya menjadi anggota keluarg,a yang hanya membuat keluarga kita menjadi tak punya muka.”

Dari kejauhan terlihat dua orang anak muda berjalan ke arah mereka. Salah satu di antaranya seumuran dengan dirinya, sedangkan yang lain sedikit lebih besar darinya, mungkin lebih tua satu atau dua tahun darinya.

Dengan pakaian mewah yang melekat di tubuh mereka serta kesombongan dan keangkuhan yang tercetak jelas di wajah mereka. Dapat di pastikan bahwa mereka adalah salah satu tuan muda dari keluarga ini.

“Kak Shi Tong, Shi Zhou, apa yang ingin kalian lakukan ke sini ?” Tanya pemuda yang di panggil Shi Chen oleh dua anak muda yang baru saja datang tersebut. Meski ia merasa tak suka atas kehadiran mereka, pemuda itu tetap mencoba berperilaku sopan terhadap keduanya.

“kau ingin tahu apa  yang ingin kami lakukan kali ini?”ucap salah satu dari dua pemuda itu dengan meninggalkan tanda tanya dalam perkataannya, hingga ia menarik kakinya ke belakang dan menendang keras tumpukan daun yang telah terkumpul oleh Shi Chen dan pelayan tua yang ada di sampingnya.

Mata keduanya menyala ketika melihat daun-daun yang telah mereka sapu hingga bersih kembali berserakan di halaman Klan mereka ini. Shi Chen menatap tajam ke arah Shi Zhou. Begitu jelas kebencian terlintas di sana.

“Shi Zhou, KAU!!!” ucap Shi Chen setengah berteriak karena marah.

“Kau pikir dirimu siapa HAH? Berani-beraninya sampah sepertimu berteriak seperti itu pada adikku,” balas Shi Tong tak kalah keras karena Shi Chen berani membentak adiknya. “Bukankah kau ingin tahu apa yang ingin di lakukannya? Maka itulah yang dia lakukan.” Lanjutnya menatap Shi Chen sinis.

Melihat tuan mudanya yang siap terlibat pertengkaran dengan dua tuan muda lainnya. Pelayan tua yang sedari tadi hanya bisa diam segera mencoba menenangkan tuan mudanya.

“Tuan muda, saya mohon hentikan ini saya bisa membersihkannya lagi. Jadi anda tak perlu mempermasalahkannya,” Pelayan tua itu membujuk. “Jika tuan besar tahu beliau pasti akan marah melihat pertengkaran ini.” Lanjut pelayan tua itu

Namun , pemudanya itu sudah benar-benar marah kepada dua orang yang ada di depannya sehingga ia dengan tegas menolak usulan yang di berikan oleh pelayannya itu.

“Tidak, sebelum aku memberi pelajaran kepada sampah seperti mereka,” Shi Chen dengan tegas menunjuk ke wajah Shi Tong, membuat orang itu benar-benar marah padanya. “Kalian berdua! Aku, Shi Chen, hari ini pasti akan memberi pelajaran yang pantas bagi kalian berdua” lanjutnya.

Meski ia marah setelah mendengar kata-kata Shi Chen. Namun Shi Tong tak ingin terprovokasi oleh Shi Chen begitu saja. Jika ia yang terlebih dahulu menyerang maka pasti ia yang akan di salahkan atas masalah ini, sehingga ia tak melakukannya dan hanya balas memprovokasi.

“Kau pikir dirimu siapa, berani berbicara omong kosong seperti itu,” Shi Tong keras berteriak. 
“Seharusnya kau itu sadar bahwa dirimu itu hanyalah sampah di tingkat 3 dari Soul-Rank. Sungguh keterlaluan berani menantangku yang berada di tingkat 1 dari Bronze-Rank.”

Tanpa Shi Tong berkata seperti itu pun kepadanya. Shi Chen sendiri ia sudah tahu dengan jelas bahwa perbedaan kemampuan mereka bagaikan langit dan bumi. Akan tetapi, egonya benar-benar tak ingin menerima ketidak adilan ini.

“Aku memang lemah, tapi aku bukanlah pecundang yang hanya besar omong seperti kalian berdua. Terlebih dirimu,” dengan seulas senyum di bibirnya Shi Chen menunjuk Shi Tong.

Meski ia memang takkan sanggup melawan Shi Tong, setidaknya jika pihak lawan yang terlebih dahulu menyerangnya. Maka ia akan mampu menggunakan hal itu untuk meminta para petinggi clan untuk menghukum Shi Tong karena telah menyerangnya.

“Apa maksudmu?” Shi Tong menatap tajam ke arah Shi Chen. Entah mengapa ia merasa terhina ketika melihat senyum sinis di bibir Shi Chen.

Di lain pihak, ketika melihat keadaan makin memburuk pelayan tua itu kembali mencoba menyuarakan kata-katanya.

“Tuan muda Shi Chen, Tuan Muda Shi Tong. Saya mohon sudahi saja hal ini. Jika tuan tau beliau pasti akan benar-benar marah atas hal ini.” Ucap pelayan tua itu kembali mengingatkan

“Pelayan tua Li, lebih baik kau itu diam dan tak usah ikut campur urusan kami atau jangan salahkan aku jika akan membuatmu benar-benar terlibat atas hal ini.” Kali ini bukan lagi Shi Chen yang bersuara, melainkan, Shi Tong yang memberikan ancaman kepadanya. Sedangkan Shi Chen ia hanya tersenyum melihat itu, tersenyum sinis atas tindakan Shi Tong.

“Membentak seorang pelayan lemah seperti kakek Li, bukankah itu hanyalah sesuatu yang di lakukan oleh seorang pecundang?” ucap Shi Chen. “Apakah aku salah?” lanjutnya tersenyum sinis kepada Shi Tong

“Dan juga… Oh iya, aku ingat bukankah kau adalah kak Shi Tong Si pecundang yang tak lulus tes untuk masuk ke sekolah beladiri tahun lalu. Dan sepertinya ia ingin kembali mencoba tahun ini, aku berharap semoga saja kau lulus tahun ini agar tak kembali mepermalukan keluarga.” Ucap Shi Chen bertingkah seperti mengingat sesuatu yang lucu, dan kemudian tertawa atasnya.

Shi Chen benar-benar telah menyulut api kemarahannya. Ia tak menyangka bahwa Shi Chen akan menggunakan hal itu untuk memancing kemarahannya. Itu adalah hal tabu yang benar-benar tak boleh di ungkapkan di depannya. Jika ada yang berani melakukannya maka ia pasti akan benar-benar menghabisinya.

“KAU… KAU BENAR-BENAR SAMPAH YANG SUDAH BOSAN HIDUP,” Teriak Shi Tong marah seraya melesat ke arah Shi Chen dengan tangannya yang telah terkepal siap mendaratkan pukulan terkuatnya pada Shi Chen.

Di lain pihak, melihat kemarahan Shi Tong yang telah berapi-api Shi Chen telah memasang posisi bertahannya. Meski ia tak yang yakin apakah hal itu akan berguna atau tidak. Lantaran perbedaan kemampuan mereka yang begitu besar.

“SHI TONG, HENTIKAAANNN!!!” namun tiba-tiba sebuah teriak yang begitu keras namun tetap merdu terdengar dari kejauhan. 

Membuat Shi Tong terpaksa melesetkan pukulannya ke tanah di depan Shi Chen. Boom. Sebuah ledakan terjadi akibat pukulan itu, membuat Shi Chen terlontar beberapa meter ke belakang karenanya terkena daya dorongan dari kuatnya ledakan.

Setelah angin menuip debu-debu dan asap yang beterbangan akibat ledakan dari pukulan itu. Tampaklah Shi Tong dengan kawah kecil berukuran dua meter persegi di bawah kakinya.

Melihat hal itu, tanpa sadar keringat dingin telah mengalir di wajahnya. Shi Chen membayangkan bagaimanakah nasibnya jika ia menerima pukulan itu secara langsung. Sekarang saja ia telah terluka dan itu hanya akibat dorongan yang di berikan oleh ledakan dari pukulan itu yang menghantam tanah.
Shi Tong benar-benar ingin membunuhnya. Itulah pemahaman yang di dapatkan oleh Shi Chen atas pukulan tadi. Dan ia bertekad akan membalasnya suatu hari nanti.

Di kejauhan terlihat sebuah keindahan kecil mendekat kea rah mereka. Dengan rambut panjangnya di biarkan terurai, kulit putih yang tampak seperti mutiara, serta wajahnya yang begitu sedap untuk di pandang menggambarkan kecantikan dirinya yang membuat para lelaki terpana. Meski hanya berumur 16 tahun kecantikan itu telah memancar dari dirinya. Bagaimanakah jika ia telah tumbuh dewasa dengan lekuk tubuh yang menggoda? pastilah ia akan menjadi dambaan para pria.

Meski saat ini ia menampilkan wajah marahnya, hal itu tak sedikit pun mengurangi kadar keindahannya. Menyadari kehadiran gadis itu. Mereka yang ada di tempat itu menampilkan wajah yang berbeda satu sama lain.

Pelayan tua Li menghembuskan nafas lega karena tahu bahwa seorang dewi penyelamat telah tiba. Di lain pihak Shi Tong dan adiknya, Shi Zhou, merasa kesal karena harus menelan kembali kemarahan mereka. Terutama Shi Tong ia tak ingin membuat masalah di depan gadis cantik itu, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa ia menaruh hati kepada gadis di depannya itu.

“Apakah dewi kecantikan ini baru saja pulang?” Tanya Shi Tong lembut kepada gadis itu.

“Kau tak usah berpura-pura baik padaku. Kau pikir aku, Shi Yunru, tidak melihat bagaimana sikapmu pada adikku tadi,” Shin Yunru menatap tajam pada Shi Tong yang berada di depannya. “Apakah kau pikir aku tak merasakan kekuatan dari pukulanmu itu? Jika saja itu mengenai Shi Chen mungkin ia akan mati karenanya,” ucapnya marah.

“Apakah kau tidak mempunyai rasa malu sehingga hanya berani menyerang yang lebih lemah dari dirimu?” Ucap Shi Yunru lagi sinis menatap Shi Tong.

Meski ia menyukai Shi Yunru, tetap saja ia merasa kesal padanya. Gadis itu selalu saja membela orang yang di bencinya itu. Membuat kebenciannya terhadap Shi Chen lebih memuncak.

“Yunru, aku benar-benar bingung pada dirimu. Kenapa sih kau selalu saja membela sampah itu?” Shi Tong melemparkan padangannya pada Shi Chen yang bediri beberapa meter di depannya. “Dia itu hanya sampah yang ada di Clan kita, jadi apa perlumu untuk melindunginya,” Lanjutnya.

“Shi Tong! TUTUP MULUTMU!” Shi Yunru berteriak marah. “Shi Chen adalah bagian dari keluarga Shi kita dan ia juga adalah adikku. Jadi di mana salahnya jika aku membelanya dari orang jahat sepertimu?”

“Yunru, Yunru. Aku sungguh tak habis pikir dengan sikapmu itu. Semua orang juga tahu bahwa dia hanyalah seorang anak yang di pungut oleh ayahmu ketika beliau pulang dari perjalanan. Dia bukanlah bagian dari keluarga Shi kita dan dia juga bukan adikmu” ucap Shi Tong sarkastis membuat wajah Shi Yunru merah karena marah.

“Dan juga dia bukannya berterima kasih kepada clan kita dengan menjadi orang yang bisa di andalkan. Dia malah menjadi sampah yang mempermalukan keluarga Shi kita. Tingkat 3 Soul-Rank di umur 15 tahun, bukankah itu sebuah hal yang sangat memalukan. Bahkan adikku Shi Zhou yang seumuran dengannya sudah di tingkat 9 Soul-Rank.” Ucap Shi Tong memandang sinis kepada Shi 

Yunru “Jadi, apakah salah jika aku menyebutnya sampah? Dengan kemampuan rendah miliknya itu, ia hanya mempermalukan keluarga kita,” Lanjut Shi Tong.

Mendengar apa yang di katakan oleh Shi Tong benar-benar membuat Shi Yunru merasa tertekan. Meski ia tak ingin mengakuinya, tapi memang benar apa adanya. Memiliki seseorang yang hanya tingkat 3 basic-rank di umur 15 tahun adalah sebuah hal yang memalukan bagi keluarga mereka. 
 Bahkan tak jarang keluarga lain menggunakan hal itu sebagai bahan lawakan. Tapi, tetap saja Shi Yunru merasa tak terima jika adiknya di sebut sampah.

Melihat reaksi Shi Yunru yang tak mampu menjawab kata-katanya. Shi Tong tersenyum puas, kemudian menatap tajam ke arah Shi Chen yang saat ini berada di belakang Shi Yunru.

“Shi Chen, sampai kapan kau ingin bersembunyi di belakang seorang perempuan? Oh iya, aku tahu kau terlalu takut untuk berdiri di hadapanku sekarang. Jadi kau hanya bisa bersembunyi di belakang kakakmu” sebuah tawa keluar dari mulutnya ketika Selesai mengejek Shi Chen.

Shi Chen menggeram ketika ia mendengar hinaan Shi Tong itu. Meski ia cukup khawatir mengingat kuatnya pukulan Shi Tong tadi. Tapi ia tak sedikit pun takut kepadanya. Apalagi berpikir menjadikan kakaknya yang seorang perempuan sebagai pelindung.

Meski ia tahu bahwa itu hanyalah provokasi Shi Tong yang ingin memulai kembali perkelahian mereka, meski ia tahu bahwa ia lebih lemah, meski ia tahu bahwa ia takkan menang. Tapi, Shi Chen takkan menerima hinaan ini begitu saja.

“Aku, Shi Chen, tak pernah takut padamu dan aku juga tak bersembunyi di belakang kakakku.” Ucap Shi Chen tegas seraya berjalan maju ke depan kakaknya Shi Yunru.

Melihat Shi Chen yang berada di depannya. Shi Tong benar-benar merasa puas. Dia sungguh ingin menghajar Shi Chen sekarang juga. Tapi ia harus menahan dirinya, karena sekarang ia sudah memikirkan cara lain untuk memberikan pelajaran kepada Shi Chen tanpa berakibat buruk pada dirinya.

“Baguslah kalau kau benar-benar tak takut dan tidak menjadi pecundang yang bersembunyi di belakang kakakmu,” ucap Shi Tong.

“Shi Tong, kalau kau berani menyakiti Shi Chen bahkan sedikit. Maka aku, Shi Yunru, benar-benar akan menjadi musuhmu,” ucap Shi Yunru menatap tajam pada Shi Tong.

Mendengar apa yang di lontarkan dari bibir manis Shi Yunru itu, Shi Tong hanya tersenyum atasnya. Ia sudah memperkirakan bagaimana reaksi Shi Yunru ini. Dan ini semua berjalan sesuai kehendaknya.

“Baiklah, baiklah. Aku takkan menghajarnya” ucap Shi Tong. “Dan juga aku berjanji takkan menghina ataupun menyakitinya lagi” tambah Shi Tong dengan santainya.

Meski Shi Yunru merasa ada yang aneh pada Shi Tong karena ia tiba-tiba berubah menjadi baik. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya. Selama klannya ini aman itu sudah cukup baginya. Tapi, bukankah Shi Tong juga harus meminta maaf kepada Shi Chen.

“Benarkah itu? Tapi kau juga harus meminta maaf kepada Shi Chen atas apa yang terjadi hari ini,”
mendengar hal itu, Shi Tong berpikir sejenak kemudian kembali tersenyum.

“Baiklah, aku juga akan melakukan permintaanmu itu.” Shi Yunru sungguh merasa senang ketika ia mendengar kata-kata Shi Tong ini. 

“Tapi dengan satu syarat” lanjut Shi Tong yang membuat kebahagiaan Shi Yunru sedikit memudar. Namun sebagai anak dari ketua klan, selama ia mampu membuat semua orang dalam klannya merasa nyaman tanpa adanya perselisihan. Ia akan melakukan apapun, lagi pula Shi Tong hanya meminta satu syarat.

“Baiklah, katakan saja apa persyaratanmu itu” ucap Shi Yunru kepada Shi Tong.

“Persyaratanku cukup mudah. Bukankah enam bulan lagi akan di adakan perekrutan murid baru di sekolahmu, Sky Dragon School. Jadi, selama Shi Chen bisa masuk ke dalam sekolah itu sama dengan anak-anak lainnya dalam waktu enam bulan ini. Maka aku akan melakukan apa yang aku katakan tadi.” Jelas Shi Tong benar-benar santai.

Mendengar apa yang di katakana oleh Shi Tong, kebahagiaan yang sebelumnya muncul di wajah Shi Yunru hilang dengan seketika. Ia merasa persyaratan yang di ajukan oleh Shi Tong ini benar-benar di luar batas. Tapi jika ia menolak, kemungkinan besar Shi Tong akan menyerang Shi Chen sekarang juga. Dan Shi Yunru tak yakin apakah ia akan mampu melindungi Shi Chen jika Shi Zhou ikut membantu kakaknya itu.

Berbeda dengan ekspresi kebingungan Shi Yunru. Shi Chen hanya menampilkan wajah tenangnya. Meski ia tak tahu apakah ia akan berhasil atau tidak, tapi ia akan mencobanya. Dan ia tak boleh terlihat lemah di hadapan musuhnya.

“Shi Tong, bisakah kau menyelesaikan kata-katamu hingga sampai benar-benar selesai. Aku yakin itu tak sampai di situ saja.” Ucap Shi Chen. Dengan sifat buruk milik Shi Tong, ia yakin orang ini pasti merencanakan niat buruk kepadanya. Mendengar kata-kata Shi Chen, senyum yang ada di bibir Shi Tong bertambah lebar. 

“Shi Chen, ku akui meskipun dirimu hanyalah sampah. Kau cukup pandai juga” puji Shi Tong pada 
Shi Chen “Tentu saja itu tak sesederhana itu. Baiklah aku akan mengatakannya secara lengkap” lanjutnya

“Jika kau gagal dalam melakukan apa yang ku minta padamu tadi. Maka kau harus mengatakan pada seluruh orang dalam klan kita bahwa kau hanyalah sampah. Sampah yang tak pantas menjadi tuan, dan hanya pantas menjadi pelayan semata,” ucap Shi Tong dengan tawa puasnya.

“Bagaimana? Apakah kau berani menerima persyaratanku ini?” Tanya Shi Tong pada Shi Chen. 

“Tapi kuingatkan atu hal. Jika kau menolak, maka itu sama saja dengan mengakui bahwa dirimu adalah sampah yang pengecut.” Lanjut Shi Tong dengan senyum sinisnya.

Angin dingin berhembus di tempat itu, ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah setiap orang. Bahkan Shi Zhou yang adalah adik Shi Tong sendiri, ia benar-benar tak pernah berpikir bahwa kakaknya itu akan melakukan hal seperti ini.

Meski juga merasa terkejut pada awalnya, Shi Chen dengan cepat mengembalikan ketenangannya. Karena ia sudah menduga hal ini, bahkan lebih buruk. Sehingga ia terkejut bukanlah karena itu terlalu kejam. Melainkan itu terlalu baik baginya. Dengan Sifat buruk Shi Tong itu, ia mengira Shi Tong akan meminta hidupnya. Atau paling tidak menjadi budak pribadinya. Tapi ternyata tidak.

Meski begitu tetap saja itu bukanlah hal yang baik baginya, jadi ia menatap tajam kepada Shi Tong dan ingin menyeurakan kata-katanya. Akan tetapi kalah cepat oleh suara lain. Itu adalah suara yang indah dan merdu, jika saja tak ada nada permusuhan di dalamnya.

“Shi Tong, apa maksudnya itu. Bukankah itu terlalu mustahil untuk di lakukan. Mencapai tingkat 1 Bronze-Rank dalam waktu enam bulan dari tingkat 3 Soul-Rank. Itu benar-benar mustahil untuk di lakukan oleh orang normal.” Ucap Shi Yunru, meskipun ia tak berani menolak secara langsung tapi ia tak akan menyerang begitu saja.

Mendengar apa yang di katakana Shi Yunru itu Shi Tong hanya tersenyum mendengarnya. Ia yakin Shi Yunru pasti akan mencoba menekannya agar merubah persyaratannya ini. sehingga, ia telah menyiapkan jawaban yang akan membuatnya tak mampu melawan.

“Shi Yunru. Kau tahu aku melakukan ini untuk kebaikannya sendiri dan juga klan kita. jika ia mencapai peringkat 1 Bronze-Rank dalam waktu enam bulan, bukankah itu akan memperbaiki namanya agar tak menjadi bahan hinaan lagi. Dan juga itu masih enam bulan lagi. Mungkin saja ia akan memperoleh beberapa cara untuk mempercepat pelatihannya. Sehingga mampu mencapai tingkat 1 bronze rank dengan cepat. Meski aku tak yakin cara itu ada” setelah menyelesaikan kata-katanya Shi Tong tertawa puas.

Sedangkan Shi Yunru ia benar-benar tak mampu berkata-kata lagi. Ia juga ingin Shi Chen mencapai tingkat 1 Bronze Rank dalam enam bulan ini dan bersekolah di sekolah yang sama dengannya. Tapi itu bukankah terlalu mustahil. Jadi, ia ingin mencoba kembali membujuk Shi Tong dengan kata-katanya. Namun ia di dahului orang lain.

“Shi Chen, bagaimana? Apakah kau berani menerimanya? Ku harap kau menerimanya karena hanya itulah satu-satunya pilihan yang kau miliki sekarang ini agar tak menjadi sampah pengecut.” Ucap Shi Tong keras kepada Shi Chen.

“Aku menolak” ucap Shi Chen santai.

Mendengar apa yang di katakan Shi Chen, Shi Yunru dan pelayan tua Li. Keduanya sungguh merasa lega dengan pilihan Shi Chen ini. karena bagaimana pun juga, sudah dapat di pastikan bahwa ia takkan mampu. Berbeda dengan kedua orang itu, Shi Tong, ia benar-benar marah. Rencana yang telah ia susun dengan baik di gagalkan oleh Shi Chen begitu saja. Ia sungguh tak menyangka bahwa Shi Chen tak tahu malu seperti ini.

Sedangkan Shi Chen, ketika ia melihat Shi Tong menatap tajam kepadanya sebuah senyum terukir di bibirnya. Ia sudah tahu bahwa sejak tadi Shi Tong menyudutkannya dan ingin ia menyetujui hal itu. Bagaimana tidak? sebuah pola pikir yang begitu dangkal seperti itu tidak terbaca oleh seorang Shi Chen. Dan ketika Shi Chen menolaknya dengan santai. Lihatlah raut muka masam yang di tampilkan oleh Shi Tong. Sepertinya ia telah benar-benar marah padanya.

“Ya aku menolaknya. Namun, bukan berarti aku pecundang seperti yang kau katakan,” ucap Shi Chen pada Shi Tong. “itu terlalu tak menarik, jadi aku menolaknya. Dan agar menjadi menarik maka sekarang aku akan mengajakmu bertaruh dalam hal yang sama namun dengan imbalan yang berbeda” lanjut Shi Chen.

“Apa maksudmu?” Shi Tong memicingkan matanya merasa bingung dengan apa yang di maksud Shi Chen

“Sepertinya kau cukup bodoh ya? jadi tak mengerti apa maksudku” ucap Shi Chen yang membuat api kemarahan Shi Tong sekali lagi benar-benar menyala. “tapi taka pa aku akan menjelaskannya padamu dengan perlahan agar kau mengerti” lanjut Shi Chen menghina Shi Tong secara tak langsung.

“Aku ingin melakukan taruhan denganmu. Kita akan bertaruh, jika aku berhasil masuk ke Sky Dragon School maka aku menang. Jika aku tak berhasil masuk, maka aku kalah.”

“Lalu imbalannya?” ucap Shi Tong sarkastis. Sebenarnya Shi Tong sudah tahu dengan jelas dan tak perlu lagi Shi Chen menjelaskannya. Jadi ia merasa sangat marah saat ini pada Shi Chen yang secara tak langsung menghinanya. Sebenarnya yang ia tak mengerti adalah “imbalan yang berbeda” apa imbalan yang di inginkan Shi Chen? itulah apa yang membuatnya bertanya-tanya.

“Hmm, hmm, hmm … tak usah terburu-buru seperti itu Shi Tong” ucap Shi Chen tersenyum mengejek. Ia membalas apa yang di berikan kepada kakaknya tadi.

“Tapi baiklah, karena kau sangat ingin tahu. Itu mudah. Jika aku menang maka kau dan adikmu itu harus bersujud meminta maaf kepada kami bertiga dan juga berjanji takkan menggangu kami lagi, dan juga hal itu di lakukan itu depan semua orang clan.” Ucap Shi Chen menyeringai

“Apa maksudmu itu juga kepada pelayan tua itu,” ucap Shi Zhou seraya tangan menunjuk pelayan tua Li. Meski sejak tadi adik Shi Tong ini hanya diam saja. Setelah hal ini akan membawa dirinya, ia tak bisa lagi hanya diam.

Jujur saja, jika itu hanya sujud kepada Shi Chen dan Shi Yunru maka itu bukanlah sesuatu yang benar-benar buruk. Itu karena status mereka yang seorang bangsawan dari keluarga Shi ini. Tapi jika itu juga termasuk pelayan tua Li yang hanya seorang pelayan dari keluarga Shi mereka. Itu sungguh sebuah penghinaan yang benar-benar kejam. Dan Shi Chen sudah tahu hal itu dengan jelas, oleh karena itulah ia ingin Shi Tong dan adiknya melakukan hal itu di depan semua orang.

“Tentu saja, apakah telingamu sudah tuli, kubilang tadi kami bertiga. Jadi tentu saja kakek Li juga termasuk.” Ucap Shi Chen sinis.

“Lalu apa yang akan kau lakukan jika kau kalah?” Tanya Shi Tong setengah berteriak karena marah.

“Jika aku kalah maka aku akan menyerahkan hidupku padamu,” ucap Shi Chen santai.
Meski Shi Chen mengucangkannya dengan tenang. Itu benar-benar membuat seorang orang di sana terkejut. Menyerahkan hidupmu kepada orang lain, itu berarti hidup dan matimu ada di tangan orang itu. Dan Shi Chen ingin menyerahkan hidupnya kepada Shi Tong yang membencinya.

Apakah Shi Chen ini sudah gila? Apakah ia sudah bosan hidup?

Jangankan ketiga orang lainnya. Bahkan Shi Tong pun merasa terkejut dengan perkataan Shi Chen ini. ia sungguh tak menyangka Shi Chen akan melakukan hal ini. dari mana keyakinan anak itu berasal? Pertanyaan itu muncul begitu saja di dalam hatinya. Meskipun ia merasa ada yang aneh. Bagaimana pun ia takkan dapat untuk menolak taruhan yang di ajukan oleh Shi Chen. karena jika ia menolaknya, itu sama saja ia mengakui bahwa ia takut kepada Shi Chen. Dan hal itu takkan pernah terjadi.

“Jadi apa kau menerimanya? Ku harap kau tak menolaknya. Karena jika kau melakukannya itu sama saja mengakui bahwa dirimu hanyalah seorang pengecut yang lebih rendah daripada sampah.” ucap Shi Chen ketika ia melihat Shi Tong dalam kebingungan. Ia tak mungkin melewatkan kesempatan ini untuk melemparkan kembali apa yang telah di lempar kepadanya.

“Aku tak tahu darimana kau mendapatkan percaya dirimu  yang begitu tinggi itu. Tapi aku tak takut sama sekali. Jadi aku akan menerimanya” ucap Shi Tong menatap tajam pada Shi Chen. Meskipun sebenarnya ia merasa takut, tapi ia takkan mungkin menunjukkannya di depan Shi Chen ini. dan ia yakin itu hanyalah gertakan yang di lakukan Shi Chen.

“Baguslah kalau begitu. Shi Zhou, Kak Yunru, kakek Li kalian bertiga akan menjadi saksi atas taruhan kami berdua pada hari ini” ucap Shi Chen kepada ketiga orang lain yang ada di tempat itu.

“Ya, kami akan menjadi saksi akan hal ini,” ucap Shi Yunru yang kemudian di angguki oleh Shi Zhou dan pelayan tua Li.

“Shi Chen, nikmatilah hari bahagiamu dalam enam bulan ini, karena aku pasti akan mengambil nyawamu setelah enam bulan nanti,” ucap Shi Tong memandang kepada Shi Chen dengan tajam. “Shi Zhou! Ayo kita pergi!” lanjutnya.

“Dan kau lebih baik mempersiapkan mukamu agar berani tampil di hadapan orang banyak.” Balas Shi Chen dengan santai. Membuat Shi Tong mengendus dengan kasar dan pergi dari hadapan mereka dengan cepat.

Setelah kepergian Shi Tong, Shi Yunru segera menanyai Shi Chen atas apa yang mengganjal dalam hatinya.

“Shi Chen, apa kau benar-benar yakin akan hal ini?”

“Aku tak tahu, tapi aku akan melakukan yang terbaik” jawab Shi Chen tenang mengambil sapunya dan kembali menyapu rumput yang berserakan.

“Tapi Shi Chen, bukankah kau bilang budidayamu tak meningkat dalam beberapa tahun ini?” Tanya Shi Yunru lagi sambil mengambil sapu yang lain dan juga ikut membantu Shi Chen dan pelayan tua Li menyapu rumput yang berserakan.

“Untuk masalah itu aku sudah, mendapat solusinya. Meski aku tak yakin apakah akan berhasil ataukah tidak.” Jawab Shi Chen

“Tapi, tetap saja mencapai tingkat 1 Bronze-Rank dalam waktu enam bulan dari tingkatmu sekarang. Bukankah itu terlalu mustahil?”

Melihat Shi Yunru yang begitu khawatir kepadanya. Shi Chen tak bisa melakukan apa-apa lagi. Dan hanya bisa merasa bersyukur memiliki kakak yang baik sepertinya.

“Meskipun aku tak yakin. Tapi aku pasti akan memberikan yang terbaik,” ucap Shi Chen dengan senyum yang tetap di bibirnya.a

“Tapi itu pertaruhannya nyawamu Shi Chen,” Shi Yunru menghembuskan napas beratnya mengingat apa yang telah di lakukan adiknya ini.

“Ya, karena itulah dengan pertaruhan nyawaku sebagai jaminan. Maka aku tak boleh gagal dalam hal 
ini,” ucap Shi Chen. “Dan itu secara tak langsung itu juga akan merangsangku agar lebih keras dalam berlatih”

Mendengar apa yang di katakana oleh adiknya. Shi Yunru tak mampu berkata apa-apa lagi untuk mencegahnya. Sehingga ia hanya tersenyum dan menyemangatinya.

“Aku tak tahu, mengapa kamu begitu tenang menghadapi semua ini. namun kakakmu ini yakin bahwa kamu pasti sudah memiliki rencana sendiri akan hal ini dan akan mampu melewati semuanya. Serta membuat kakakmu ini bangga” ucap Shi Yunru dengan senyum tulusnya di bibir manisnya. Sebuah senyum manis yang hanya di berikannya kepada orang-orang tersayangnya.

“Ya kakak jangan khawatir, adikmu ini pasti akan membuatmu bangga,” ucap Shi Chen juga tersenyum tulus kepada kakaknya itu.

Melihat kedua tuannya itu pelayan tua Li tak bisa menahan senyum yang muncul di bibir tuanya. Meski ia merasa khawatir di dalam hatinya, tapi seperti apa yang di katakan Shi Yunru sebelumnya, tuan mudanya itu pasti sudah memiliki rencananya sendiri sehingga ia dengan tenang mengambil keputusan itu. Dan tugas mereka sekarang adalah percaya dan menunggu hingga tiba hari di mana tuan mudanya itu akan mengejutkan mereka semua.






Main Menu | Next Chapter

Unknown Title (Novel)


Title : Unknown Title
Type : Novel
Genre : Action, Adventure, Romance, Fantasy, Martial Art
Author : Azerone


 
Synopsis :

 

Menggapai tingkat yang lebih tinggi dari yang tertinggi.

Memperoleh kekuatan yang lebih kuat dari yang terkuat.

Memiliki pengetahuan yang tidak di miliki oleh orang lain.

Mengakibatkan tak seorang pun tahu gelar apakah yang harus diberikan kepadanya.
Karena itulah, maka ia dikenal dengan sang "Unknown Title".

Jenius di antara para jenius,
Monster di antara para monster,
Legenda di antara semua legenda.


Copyright © 2016 by Ahmad Abdillah




Chapter I 

Sabtu, 27 Februari 2016

Singa dan Tikus Kecil (Cerpen)

Ini bukan cerita karya originalku, ini adalah cerita singkat (sekitar 760 kata) sebagai sebuah latihan bagiku dalam mempelajari EYD dan juga teknik menulis. Oleh karena itu sungguh di harapkan bagi kalian meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. dan memberikan kritik dan sarannya (yang pedas lebih nikmat). Title : Singa dan Tikus Kecil Tipe : Cerita anak yang di tulis ulang untuk anak Remaja Versi : Ahmad Abdillah Ketika sang surya tertutup oleh mahligai awan, membuat sinarnya tak menyilaukan, membuat panasnya tak tersampaikan namun pula tak tertahan, tak panas tak pula dingin yang dirasakan, hanya persaan sejuk yang menenangkan, waktu yang indah nan menedukan, untuk mengistirahatkan tubuh kelelahan. Hal itulah yang di lakukan oleh Sang Singa di siang ini, membaringkan tubuhnya untuk menikmati. hingga seekor tikus kecil bermain-main di atas kepalanya, membangunkan Sang Singa dari tidurnya, membuatnya murka kepada sang pelaku yang membangunkannya. Mata tajam penuh aura membunuh, membuat yang di tatap meluruh karena rasa takut yang melanda tubuh. Dengan tangan besarnya, ia tangkap Si Tikus Kecil malang itu. Dengan takutnya yang melanda, diberanikannya diri untuk membela karena tak mau mati di usia muda, Si Tikus Kecil maka berkata. “Wahai Tuan Singa yang perkasa, aku mohon jangan makan diriku, kau tidak akan kenyang jika memakan diriku yang kecil ini. Dan jika kau mau melepaskanku, aku berjanji akan membalas budi kepadamu suatu saat nanti” mohon Si Tikus Kecil kepada Sang Singa, maka tertawa terbahak-bahak ia atasnya, Si Tikus Kecil kebingungan akan tingkah Sang Singa lantas bertanya. “Apakah ada yang lucu pada perkataanku wahai Tuan Singa, sehingga membuatmu seperti itu?” “Kau bertanya kenapa, ahahaha… tentu karena kata-kata yang keluar dari mulut kecilmu itu ahahaha… mana mungkin makhluk kecil sepertimu, bisa menolongku yang bertubuh besar ini” ujar Sang Singa di sela-sela tawanya yang masih saja menggema. “Karena hari ini aku masih kenyang dan kau telah menghiburku dengan janji anehmu itu, baiklah hari ini aku akan melepaskanmu Tikus Kecil” lanjut Sang Singa seyara melepaskan Si Tikus Kecil dari terkaman mautnya. “Terima kasih, Tuan Singa yang bijaksana” kata Si Tikus Kecil dengan gembira, pergi menjauh meninggalkan Sang Singa yang melanjutkan tidur siangnya.
***

Di hari yang berbeda, Sang Singa terkena malapetaka, sungguh itu tak sengaja atasnya. Ketika ia berjalan-jalan di kediamannya, sebuah jebakan yang di pasang oleh pemburu untuk mangsanya , membuat Sang Singa terjerat di dalamnya. meronta-ronta ia berusaha, namun tak jua ia kuasa membebaskan diri dari malapetaka hidupnya. Hanya tersisa raungan kuat yang di lakukannya, memberitahu akan yang lain bahwa dirinya dalam bahaya, namun sayang tak seorangpun mau membantunya. Di lain tempat waktu yang sama, Si Tikus Kecil tengah bermain bersama teman-temannya, mendengar ia akan raungan kuat dari Sang Singa, membuatnya berlari ke arah pemilik suara. Melihat ia akan Sang Singa. Terjerat ia dalam jaring pemburu meraung-raung mencari bantu. Melihat akan hal itu, maka si tikus kecil lantas berkata. “Hai Tuan Singa, ku mohon berhentilah meraung-raung seperti itu, jika kau terus seperti itu maka para pemburu akan mengetahui keadaanmu dan datang kemari” jelas Si Tikus Kecil kepada Sang Singa. Membuat Sang Singa terdiam dari raungannya seraya berkata. “Apa yang ingin kau lakukan di sini Tikus Kecil? Apakah kau ingin menertawakanku yang sedang terperangkap di sini?” tanya Sang Singa dengan nada angkuhnya pada Si Tikus Kecil. “Tidak wahai tuan singa, aku datang ke sini untuk memenuhi janjiku, membalas budi kepadamu” ucap Si Tikus Kecil, yang di anggap ejekan kepadanya oleh Sang Singa. “Apakah kau menghinaku Tikus Kecil, apakah kau ingin mengatakan bahwa aku tak bisa keluar dari sini dengan kekuatanku sendiri” ujar Sang Singa tidak mau mengakui bahwa dia tidak mampu membebaskan diri. Namun, hanya Mengacuhkan seraya mengigit-gigit ia akan jaring yang mengurung Sang Singa dengan gigi-gigi tajamnya. “Apakah kau tak mendengarkan apa yang aku katakan wahai Tikus Kecil, sebaiknya kau pergi sekarang sebelum aku berpikir untuk memakanmu” ujar Sang Singa, namun tetap tak di hiraukan oleh Si Tikus Kecil. Membuat Sang Singa marah kepadanya, ingin ia untuk menerkam tikus kecil itu sekarang juga, namun apalah daya sekarang ia tak kuasa, di tatapnya Si Tikus Kecil dengan mata tajamnya. *Tesst* Satu tali pada jaring yang memenjara terputus begitu saja, membuatnya terdiam sembari menatap Si Tikus Kecil yang beralih ke tali berikutnya. Pergi entah kemana, rasa marahnya telah tiada ketika menyadari bayangan takdirnya, di gantikan terima kasih pada penolongnya. Satu per satu tali yang mengikat sang singa terputus oleh gigitan-gigitan kecil dari gigi tajamnya. Sang Singa terbebas dari malapetaka yang menghampirinya, lantas ia berkata kepada penolong hidupnya. “Sungguh aku tak menyangka, bahwa dirimu yang bertubuh kecil mampu menolong diriku yang bertubuh besar ini, ketika aku tak kuasa untuk menghadapinya” ujar Sang singa tulus dari hatinya. “Wahai Tuan Singa yang perkasa, janganlah engkau menghinakan diri yang lebih kecil ataupun lemah dari dirimu, karena tiap-tiap yang di ciptakan oleh-Nya diberi kelebihan atasnya“ ujar Si Tikus Kecil dengan bijaknya. Membuat Sang Singa terdasar akan sifat buruknya, yang telah mendarah daging dalam dirinya, maka berusahalah ia untuk memperbaiki akan keburukannya dengan persahabatan kecil antara mereka. Terima Kasih karena telah bersedia membaca...

Selasa, 22 September 2015

Save The World : Chapter 3 [bergabung dengan sebuah organisasi]


Chapter 3 : bergabung dengan sebuah organisasi


Perlahan-lahan Fauji membuka matanya, dia memandang langit-langit ruangan dan mulai memperhatikan sekitarnya. Beberapa menit berlalu dan dia sudah menyadari dimana dia sekarang berada

Dia berada di sebuah ruangan kesehatan. Hal itu dapat dia ketahui dari selimut putih yang menutupi tubuhnya, ruangan yang begitu bersih dan berwarna putih, beberapa kotak obat juga ada di ruangan itu.

Diapun mencoba turun dari tempat tidur itu akan tetapi sebuah suara mengejutkannya, kalau di dengar dari suaranya itu adalah suara laki-laki.

Minggu, 20 September 2015

Save The World : Chapter 2 [Spirit Rank SS dan kenangan masa lalu]


Chapter 2 : Spirit Rank SS dan kenangan masa lalu


“sepertinya pimpinan mereka telah muncul, dan sekarang cuma aku yang berada di sekitar sini. teman-teman pasti sedang sibuk melawan dark spirit yang menyerang di kota, tak ada pilihan lain aku harus mengalahkannya sendirian” pikir Rina saat melihat spirit yang berukuran dua kali lebih besar dari spirit miliknya tengah melayang di udara

“Phoenix ayo kita hadapi pimpinan dari dark spirit itu dan selesaikan ini” merespon perintah masternya Phoenix pun menciptakan beberapa bola angin di sekitarnya [Wind Ball] itulah nama dari skill yang di gunakan oleh Phoenix

Bola-bola angin itu dengan cepat melesat ke arah pimpinan dark spirit itu

“Boomm, Boomm, Boomm”

 Suara ledakan yang menandakan Serangan itu dengan tepat mengenai pimpinan dark spirit itu. Seluruh tubuh pimpinan dark spirit itupun menghilang tertutupi oleh Asap hitam bekas ledakan itu

Save The World : Chapter 1 [Serangan Dari Dark Spirit]


Chapter 1 : Serangan Dari Dark Spirit


“Ding dong” suara bel yang menandakan bahwa jam istirahat telah usai.

Meski telah mendengar hal itu, dengan pandangannya menatap langit yang cerah dan dihiasi oleh beberapa awan untuk menambah keindahannya seraya merasakan nikmatnya angin yang berhembus merdu

anak laki-laki yang berumur sekitar 17 tahun itu masih saja dengan santainya tiduran di atap sekolahnya yang datar itu.